Sejarah Indonesia
Alex Kawilarang Tampar Soeharto Gegara Telepon Soekarno, Begini Nasibnya Saat Pak Harto Jadi RI 1
Alex Kawilarang Tampar Soeharto Gegara Telepon Soekarno, Begini Nasibnya Saat Pak Harto Jadi RI 1
Latar belakang Alex E Kawilarang

Alex E Kawilarang merupakan putera dari keluarga dengan latar belakang militer.
Ayahnya adalah A.H.H. Kawilarang, yang merupakan seorang mayor KNIL asal Tondano.
Ia lahir dari ibu bernama Nelly Betsy Mogot, yang berasal dari Remboken.
Alex E Kawilarang, juga merupakan sepupu dari Pahlawan Nasional, Daan Mogot.
Ia meninggal di Jakarta pada 6 Juni 2000 silam di usia 80 tahun.
Selain sebagai perwira militer yang termasuk dalam Angkatan '45, Alex E Kawilarang juga merupakan mantan anggota KNIL.
• Sampaikan Keluhan Penyaluran Bansos Covid-19 ke Inspektorat Provinsi Jambi ke Nomor di Bawah Ini
• Live Youtube Konser Suku Beraneka, Satu Pancasila, Ada Judika, Andmesh, Citra Scholastika, Dkk
• Pemilik Akun yang Memosting Tulisan dan Gambar tentang PKI Diamankan Tim Petir Polres Tanjab Barat
Karier Militer Alex E Kawilarang
Alex E Kawilarang mengawali kariernya sebagai Komandan Pleton Kadet KNIL di Magelang pada tahun 1941-1942.
Kariernya melaju cepat seiring berjalannya waktu.
Pada 11 Desember 1945 ia telah menjadi perwira dengan pangkat mayor dan bertugas sebagai penghubung dengan pasukan Inggris di Jakarta.
Sebulan kemudian, tepatnya pada Januari 1946 ia menjabat sebagai Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat, dengan pangkat letnan kolonel.
Tiga bulan setelah itu, pada April-Mei 1946, ia diangkat menjadi Komandan Resimen Infanteri Bogor.
Tiga bulan selanjutnya, yakni pada bulan Agustus 1946 hingga 1947 ia diberi kepercayaan sebagai Komandan Brigade II/Suryakencana - Divisi Siliwangi di Sukabumi, Bogor dan Tjiandjur.
• Belum Ada Intruksi Dihentikan, Proses Penyelenggaraan Ibadah Haji 2020 di Muarojambi Tetap Berjalan
Pada 1948-1949, Kawilarang menjabat sebagai Komandan Brigade I Divisi Siliwangi di Yogyakarta.
Di tahun yang sama, tepatnya pada 28 November 1948 ia juga menjabat sebagai Komandan Sub Teritorium VII/Tapanuli, Sumatera Timur bagian selatan.
Setahun selanjutnya, pada 1 Januari 1949 pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), ia dipercaya sebagai Wakil Gubernur Militer PDRI untuk wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian selatan.