Berita Internasional
China Bereaksi Keras Usai Dituduh Presiden Donald Trump Soal Negaranya Melakukan Pembunuhan Massal
China Bereaksi Keras Usai Dituduh Presiden Donald Trump Soal Negaranya Melakukan Pembunuhan Massal
Langkah ini pasti akan menuai kritik dari universitas, yang semakin bergantung pada biaya kuliah dari mahasiswa asing.
Cina dan India merupakan sumber terbesar, dan telah terpukul keras oleh penutupan akibat COVID-19.
Aktivis Asia-Amerika telah lama menyuarakan keprihatinan penargetan mahasiswa Cina berdampak pada komunitas mereka sendiri.
Bahkan, warga AS keturunan Asia juga dicurigai sebagai mata-mata negaranya.
"Ini bukan ketakutan ini bukan rasis. Orang-orang Cina adalah orang-orang hebat," kata Pompeo ketika ditanya tentang keprihatinan tersebut.
"Ini seperti zaman Uni Soviet. Ini adalah rezim komunis, tirani yang menimbulkan risiko nyata bagi Amerika Serikat," katanya.
Trump, dalam sambutannya kepada wartawan, menolak untuk mempratinjau konferensi pers pada Jumat, tetapi mengatakan, "Kami tidak senang dengan Cina."
• Update Virus Corona 30 Mei 2020 di Dunia 6,02 Juta Orang, Kondisi Lonjakan di Israel yang Terbaru
• Rini Mentari, Mantan Rizky Febian Ini Dipersunting Pilot Tajir, Gaji Suami Disebut Lebihi Presiden
• Peruntungan 12 Zodiak Sabtu (30/5) - Aries Pekerjaan Amal, Gemini Perubahan, Libra Bersenang-senang
Konferensi pers akan datang dua hari setelah Pompeo menyatakan kepada Kongres bahwa Hong Kong tidak lagi otonom dari Cina.
Seperti yang dijanjikan oleh Beijing sebelum Inggris menyerahkan koloninya pada tahun 1997.
Cina telah mensahkan undang-undang keamanan yang menurut para aktivis Hong Kong akan mengakhiri kebebasan.
Washington dan Beijing sudah berselisih soal tanggung jawab atas pandemi coronavirus, yang berasal dari Cina tetapi telah menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan kerusakan di Amerika Serikat.
Para kritikus domestik menuduh Trump salah kelola dan mengatakan 100.000 kematian di AS.
Ditambah pengangguran besar-besaran adalah hasil dari respons federal yang lambat dan tidak merata terhadap penyebaran virus di seluruh wilayah.
Tetapi Trump tetap menyalahkan krisis dari Cina dan untuk waktu yang lama bersikeras menyebut penyakit COVID-19 sebagai "virus Cina."
Dia telah mengancam akan memotong dana AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia, menuduh badan PBB bias terhadap Beijing dan membantu dalam menutup-nutupi kasus di Cina.