Presiden Soeharto Sempat Khawatir Nasib Indonesia di Tahun 2020, Ramalannya Terbukti Benar!
Kala itu Presiden Soeharto meminta agar para penerus bangsa khususnya para pemuda untuk ikut andil dalam mencegah krisis di Indonesia.
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Presiden Soeharto ternyata sempat meramalkan nasib Indonesia di Tahun 2020 ini.
Bahkan, melihat nasib Indonesia dengan ramalannya itu, Presiden Soeharto meminta para penerus bangsa untuk lebih cinta kepada Tanah Air.
Kala itu Presiden Soeharto meminta agar para penerus bangsa khususnya para pemuda untuk ikut andil dalam mencegah krisis di Indonesia.
Presiden Soeharto pun meminta para pemuda untuk mencintai produk-produk buatan anak negeri untuk bisa bersaing di era globalisasi.
• Yakin Masih Mau Makan? Begini Proses Pengemasan Snack Curah, Dialas Terpal dan Dinjak-injak
• DIPERPANJANG! Work From Home ASN hingga 4 Juni 2020, Tjahjo Kumolo Terbitkan SE 57
• Sumpah Serapah Barbie Kumalasari Diungkit Nikita Mirzani hingga Marah Besar: Mangkanya Benci Banget!
• Pendidikan Indonesia Siap Tak Siap Hadapi New Normal, Pengamat Sarankan Sistem Masuk Bergilir
Ternyata ramalan Presiden Soeharto 25 tahun silam, tepatnya pada 1995, 3 tahun sebelum dirinya lengser itu pun soal Globalisasi yang terjadi pada tahun 2020 ini.
Ramalan itu disampaikan Soeharto pada tahun 1995 lalu.
Dalam video itu tampak Soeharto menyampaikan sebuah pidato.
Pidato itu berisikan ajakan mencintai produk dalam negeri.
"Anak-anak pelajar sekarang harus disiapken benar-benar untuk mencintai tanah air, untuk mencintai produk dalam negeri," ucap Soeharto dalam video itu.
"Maka para remaja yang sekarang nanti akan hidup di tahun 2020, akan menjadi benteng untuk mempertahanken daripada kelangsungan hidup negara dan bangsa," lanjut Soeharto.
Alasannya agar para pemuda tidak mudah kesengsem pada produk luar negeri yang harganya murah.
"Sebab kalau daripada para pemuda nanti kesengsem kepada produk yang murah baik, tapi hasil dari luar negeri, hancur daripada bangsanya," ujar Soeharto.
Hal itu kemudian menyebabkan produk dalam negeri tidak ada pembeli.
Selain video itu, Tutut Soeharto juga menuliskan caption untuk video tersebut.
"Bapak sejak tahun 1995 sudah mengingatkan akan situasi globalisasi dimana banyak serbuan produk asing.