Jelang New Normal di Jambi
Komentar Anak Muda Jambi Menanggapi New Normal
Semenjak merebaknya Covid-19 di penjuru dunia, termasuk Indonesia, aktivitas masyarakat sangat dibatasi.
Penulis: Nurlailis | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Semenjak merebaknya Covid-19 di penjuru dunia, termasuk Indonesia, aktivitas masyarakat sangat dibatasi.
Istilah new normal kini semakin diperbincangkan seiring dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal seperti biasanya.
Namun, perubahan ini ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Masyarakat akan menjalani kehidupan new normal hingga ditemukan vaksin, yang dapat digunakan untuk menangkal virus corona.
Berikut tanggapan dari beberapa anak muda di Jambi.

Dwi Ratna Sari, Mahasiswa
New normal memang akan membuat masyarakat dapat keluar rumah, berbeda dengan PSBB. Tetapi new normal ini membuat masyarakat yang daya tahan tubuhnya tidak kuat mereka akan terpapar virus ini.
Bisa saja di Kota Jambi mengadakan new normal, namun harus tetap menerapkan sosial distancing.. Agar sama-sama saling menjaga.
Sementara virus ini belum tentu tidak bisa hilang, sampai kapan PSBB juga tidak bisa dijawab sementara banyak aktivitas berhenti ekonomi, endidikan berhenti. Kita hidup berdampingan dengan virus.
Namun pemerintah menegaskan ada protokol kesehatan yang harus diterapkan dengan disiplin bila satu daerah akan mulai menerapkan kebijakan new normal.
Jambi berjuang dengan segala daya upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. Salah satu penanganan yang diselenggarakan oleh pemerintah Provinsi Jambi yaitu melakukan penyemprotan disinfektan fasilitas umum dan transportasi publik.
penyemprotan disinfektan ini dilakukan diberbagai tempat yang banyak dikunjungi seperti bandara sulthan thaha syaifuddin,bus trans siginjai,taman, dan lain sebagainya.
Menurut saya pribadi penanganan di Kota Jambi kurang ketat dan banyak yang melanggar PSBB yang sudah diterapkan pemerintah.
Seperti anak-anak usia remaja banyak yang melanggar aturan masih banyak diluaran sana yang berkeliaran hura-hura ditengah pandemi ini. Tetapi pemerintah tidak ada memberi ketegasan agar mereka semua patuh pada aturan.