Kasus Corona di Surabaya Meroket Lantaran Rapid Test, Jubir: Kita Berdoa Tidak seperti Wuhan
Fikser menyebutkan rapid test yang masif membuat banyak kasus dapat terdeteksi lebih dini sehingga tampak seperti jumlah pasien semakin melonjak.
"Saya yakin yang menyampaikan tidak menginginkan seperti itu, tapi kita berharap yang menyampaikan juga bisa bergabung dengan Gugus Tugas Surabaya untuk bersama-sama melakukan penanganan itu," tegas Fikser.
Sebelumnya Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuadi mengatakan Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.
Menurut dia, hal itu bisa terjadi jika warganya tidak patuh dengan protokol kesehatan.
Joni Wahyuadi menyampaikan hal tersebut sesuai data yang menunjukkan lebih dari sebagian kasus positif Covid-19 ada di Surabaya Raya.
"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata dr Joni Wahyuadi, dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/5/2020).
Ia menyebutkan transmission rate penyebaran Covid-19 mencapai 1,6, artinya jika 10 orang terinfeksi maka dalam sepekan akan bertambah menjadi 16 orang.
Joni menekankan pentingnya melakukan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," kata Joni.
Lihat videonya mulai dari awal:
Khofifah Contohkan Keberhasilan PSBB Malang Raya
Dilansir TribunWow.com, hingga update terbaru pada Kamis (28/5/2020), terdapat penambahan 171 kasus baru untuk wilayah Jawa Timur.
Dari penambahan 171 kasus tersebut, 98 di antaranya berasal dari Surabaya.
Dengan begitu, saat ini total kasus di Surabaya mencapai 2.216 kasus atau bisa dikatakan lebih dari setengah kasus Corona di Jawa Timur.
Sedangkan untuk total kasus di Jawa Timur mencapai 4.112 kasus atau tertinggi kedua di Indonesia, di bawah DKI Jakarta.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengakui Surabaya menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Jatim.