Virus Corona

Bukan dari China, Ilmuwan ini Malah Ungkap Virus Tersebut Sudah Muncul Dulu di Amerika dan Eropa

Namun, para peneliti Prancis telah memeriksa dua sinar-X dari 16 November dan 18 November, menunjukkan gejala yang sesuai dengan virus corona.

Editor: Tommy Kurniawan
Fresh Daily
ILUSTRASI 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang pakar penyakit China terkemuka mengklaim bahwa virus corona sudah ada di negara-negara di seluruh Eropa dan AS, bahkan jauh sebelum virus itu dilaporkan di Wuhan.

Melansir Daily Star, Kamis (27/5/2020), Zhong Nanshan, 83, dikenal sebagai "pahlawan SARS" karena perannya dalam memerangi epidemi tahun 2002-2003.

Sekarang Zhong menjadi penasehat pemerintah China.

Dipercaya secara luas bahwa Covid-19 berasal dari China, dan sekelompok kasus awalnya dilaporkan di pasar makanan di kota Wuhan, di provinsi Hubei.

Puluhan Turis yang Pesta Miras di Badung, Bali, Dibubarkan Satpol PP, Penyewa Vila Diusir Pemiliknya

Dibintangi Adinia Wirasti, Berikut Sinopsis Film Susah Sinyal Tayang Kamis Pukul 19.30 WIB di SCTV

Bukan Cuma Korea Utara, Pentagon Tegaskan Pasukan Nuklir Amerika Serikat Siap Hadapi Semua Musuh

Banyak peneliti percaya kelelawar adalah inang asli virus itu dan mungkin telah menginfeksi hewan lain yang dijual di pasar.

Tetapi Zhong mengatakan kepada South China Morning Post: "Itu (wabah corona) terjadi pada bulan November di AS dan juga di Perancis dan Italia, jadi itu adalah masalah dunia bahwa virus itu mungkin sudah ada jauh sebelum (dilaporkan di China)."

Meski demikian tidak ada bukti bahwa virus corona ada di AS pada bulan November.
Kasus virus corona di AS dikonfirmasi pertama kali pada 21 Januari di negara bagian Washington.

Namun, para peneliti Prancis telah memeriksa dua sinar-X dari 16 November dan 18 November, menunjukkan gejala yang sesuai dengan virus corona.

Michel Schmitt dari Rumah Sakit Albert Schweitzer di Colmar, Prancis utara, memperingatkan agar tidak mengambil kesimpulan awal dari hasilnya.

Membahas hasil pemindaian, ia mengatakan kepada NBC News: "Ini cocok dengan pola yang kita lihat dengan virus corona - terutama infeksi virus corona awal di mana Anda melihat beberapa kelainan di beberapa bagian paru-paru tetapi bukan kelainan di semua bagian."

Pada bulan Maret, Reuters melaporkan bahwa para ilmuwan Italia sedang memeriksa apakah jumlah kasus pneumonia dan flu parah yang lebih tinggi dari biasanya di Lombardy pada kuartal terakhir tahun 2019 mungkin disebabkan oleh virus corona.

Adriano Decarli, seorang ahli epidemiologi dan profesor statistik medis di University of Milan, mengatakan telah terjadi peningkatan "signifikan" dalam jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena pneumonia dan flu di wilayah Milan dan Lodi antara Oktober dan Desember tahun lalu.

Selain mengatakan virus corona sudah ada di AS dan Eropa jauh hari sebelum Wuhan, Zhong juga mengecam tuduhan bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan.

Para ilmuwan di Institut melakukan pekerjaan pada penyakit pada kelelawar, dengan pejabat Inggris dan AS sekarang menyelidiki kemungkinan adanya kaitan dengan wabah tersebut.

Zhong menambahkan: “Setelah AS membuat tuduhan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok dan Komisi Kesehatan Nasional mengirim tim khusus untuk menyelidiki Institut Virologi Wuhan selama dua minggu.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved