Idul Fitri 1441 H
Sedih Cerita Petugas Medis Tak Rayakan Idul Fitri 1441 H Sama Keluarga: Tidak Bisa Memeluk Orang Tua
Lelaki 27 tahun itu, tidak bisa bersalaman dan memeluk orang tua maupun keluarga lain,pada momen Idulfitri kali ini.
TRIBUNJAMBI.COM - Pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H biasanya menjadi momen untuk berkumpul dan bersilaturahmi bersama keluarga.
Saling bermaaf-maafan dan sungkeman kepada orang tua menjadi tradisi yang biasa dilakukan pada saat momen lebaran ini.
Selain itu juga pada saat lebaran ini menjadi ajang silaturahmi untuk berkunjung ke keluarga, kerabat teman dan handai taulan.
Namun momentum tersebut kini tidak bisa dirasakan oleh tenaga medis di RSUD H Marsidi Judono (RSMJ) Kabupaten Belitung, seperti Teguh Aprian Maulana Goltum.
• Momen Raffi Ahmad Keluarkan Uang Segepok untuk THR Keponakannya, Terungkap Jumlahnya, Capai Segini
• BMKG Beri Peringatan di 4 Wilayah Ini, Bakal Ada Peristiwa Alam Berdampak Ekstrem di Indonesia
Lelaki 27 tahun itu, tidak bisa bersalaman dan memeluk orang tua maupun keluarga lain,pada momen Idulfitri kali ini.
SaatIdul Fitri 1441 H kali ini, bujangan yang bertugas sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medik RSMJ Belitung itu, selalu kontak erat dengan pasien Covid-19, sehingga cukup berpotensi terpapar virus corona.
"Ya kondisi nya seperti ini, ya memang untuk tahun ini agak sedih, biasa nya saya kumpul dengan keluarga, dan berkunjung kerumah keluarga dan saudara, tapi tahun ini," cerita Teguh kepada Posbelitung.co, Senin (25/5/2020).
Tugas sebagai tenaga medis, di tengah pandemi Covid-19 ini sudah menjadi resiko profesi nya apabila terpapar. Sehingga selama pandemi Covid-19 ini, ia memilih untuk tetap berada di rumah singgah bersama dengan tenaga medis lain.
"Sempat pulang sebentar kemarin (lebaran pertama), tapi tidak lama, hanya sekedar melepas rindu saja sama orang tua. Tidak bisa jabat tangan, tidak bisa memeluk orang tua, hanya minta maaf lahir dan batin dari jauh saja," ungkapnya menahan haru.
Lantaran harus kembali bertugas, lantas dia langsung meninggalkan rumah, yang terletak tidak jauh dari RSMJ tersebut. Hanya saja saat pulang, Teguh sempat dibekali oleh orang tuanya berupa makanan khas lebaran seperti ketupat.
"Ya kalau ingin nya saya, ingin sekali berlama-lama dengan keluarga, tapi kondisi tidak memungkinkan dan saya sadar akan hal itu, resikonya sangat tinggi sekali," ucapnya.
• Fakta Akhirnya Terungkap, Tetangga Ungkap M Nuh Kerap Tiba-tiba Hilang dari Rumah
• Sifat dari Pemilik 5 Zodiak Ini Membuatnya Banyak Dicintai Orang, Zodiakmu Termasuk Diantaranya?
Tugas Teguh, selalu kontrak erat dengan pasien Covid-19, lantaran bertugas sebagai pemeriksa sampel swab tenggorokan pasien Covid-19.
Namun, lanjut Teguh, suasana seperti itu, tentu akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan berbeda.
"Karena kami berada di rumah singgah, bersama dokter dan perawat lainnya, jadi seperti menemukan keluarga baru. Tidak terlalu sepi, masih bisa mengobrol, berbincang dan bercanda mengisi waktu luang ketika berada di fasilitas rumah singgah," ungkapnya.
Untuk bersilaturahmi lebih lama, sebagai bentuk melepas kerinduan, Teguh kini memilih bersilaturahmi dengan cara virtual, dengan keluarga maupun sanak sahabat - sahabatnya.