Terapi Hemodialisis (HD) Tetap Aman Di Tengah Pandemi Covid-19

Hemodialisa atau Hemodialisis (HD) merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumnya dilakukan oleh penderita penyakit ginjal kronis atau

Editor: Duanto AS
Istimewa
Terapi Hemodialisis (HD) di Siloam Hospitals Jambi. 

Selaras dengan penjelasan dr.Asianto, sejak mulainya pandemi Covid-19, Siloam Hospitals Jambi telah mewajibkan pasien HD menggunakan masker di manapun berada. Himbauan sering mencuci tangan, tidak menyentuh bagian wajah, jaga jarak dan meminum obat rutin telah dilakukan. Hal yang sama juga dihimbau ke pihak keluarga, begitu juga petugas HD.

Unit HD di Siloam Hospitals Jambi, dr. Andri mengatakan, memiliki 10 mesin hemodialisis dgn ruangan isolasi HD biasa dengan mesin yang tersendiri, 1 mesin lagi dipakai di ruangan ICU untuk pasien-pasien kritis yg dirawat di ICU. Jika ada pasien yang dicurigai atau positif Covid-19 maka akan melakukan terapi hemodialisis di luar jam rutin HD dan dilakukan di ruang isolasi untuk meminimalkan resiko penyebaran kepada pasien yang lain.

Pasien akan diterapi sendiri di ruang isolasi, perawatnya pun tidak akan diganti ganti selama menangani pasien tersebut dan wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) level 3. Selain itu semua peralatan di ruang isolasi HD tidak boleh dikeluarkan. Prosedur dan protokol pencegahan Covid-19 telah diberlakukan untuk ruangan isolasi HD.

"Satu alat dializer untuk satu orang dan tidak didaur ulang (reuse), juga selang-selang maupun bahan-bahan habis pakai yang mesti dibuang setelah dipakai juga dibuang di tempat seharusnya, petugas juga mengganti APD yang baru dan mesin juga dibersihkan sesuai protap yg sudah baku, tetapi itu semua sudah lama dilakukan dari dulu di setiap unit HD, tapi dengan kondisi sekarang kita lebih waspada lagi, kita telah mengikuti prosedur dan panduan yang baku dari Pernefri," ujarnya.

Tidak hanya tenaga kesehatan, relawan, Gugus tugas Covid-19, Pemerintah dan seluruh jajaran telah berupaya maksimal dalam penanganan pandemi ini. Seluruh elemen masyarakat pun, kata dr. Asianto, harus berperan aktif memerangi pandemi Covid-19.

"Pasien harus jujur kepada dokternya jika ada gejala, juga termasuk petugas petugas rumah sakit yang melayani pasien Dialisis," ujarnya. Agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan status kesehatannya.
Khusus untuk pasien Dialisis harus dilakukan Rapid test secara berkala minimal tiap 10 hari untuk memastikan status kesehatannya. Bila positip harus dilayani di ruang isolasi khusus.

“Semua elemen masyarakat harus taat melaksanakan protokol kesehatan agar lebih cepat memutus mata rantai penularan Covid-19 ini, semua harus mendukung dan masyarakat pun harus mengerti jika rumah sakit sudah menerapkan protokol dan aturan yang telah ditentukan, harusnya kita mesti yakin itu baik untuk kita semua," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved