Cerita Tenaga Medis Tak Bisa Pulang saat Lebaran 'Kangen Sama Keluarga'
Fitri (31) salah satu tenaga medis yang bekerja di rumah sakit Covid-19 rujukan pemerintah merasakan hal itu. Fitri sudah lima tahun tidak bisa
“Pasien sekarang semakin bertambah banyak dari sebelumnya.
Sekarang saja dengan kondisi yang kaya gini kami dinas hanya berdelapan yang seharusnya ber-12.
Gimana kalau pasien tambah banyak lagi,” ucap Fitri.
Ia mengaku kondisi saat ini membuatnya semakin merasa lelah setiap harinya.
Apalagi ditambah alat pelindung diri yang berlapis.
Namun, ia tak pernah mengeluh. Ia melakukan dengan ikhlas untuk merawat pasien Covid-19 hingga sembuh.
“Lebih capek ya pasti karena kitakan sekarang udah pakai hazmat, jadi capeknya lebih gitu.
Tapi namanya tugas kan mau gimana lagi,” kata Fitri.
• Tak Bersuara Selama Pandemi Covid-19, Rocky Gerung Mengasingkan Diri, Ngaku 2 Bulan Tak ke Jakarta
• Anies Baswedan Siap Hentikan PSBB Pada 4 Juni 2020, Fase New Normal Jadi Tantangan Baru
Di samping itu, Fitri juga mengungkapkan kekecewaanya terhadap masyarakat.
Sebab dia melihat banyak masyarakat yang belum menyadari pentinggnya tinggal diam di rumah.
Menurut dia, jika semakin banyak masyarakat yang keluar rumah berkerumun, maka semakin banyak pula pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG).
Status OTG dapat membahayakan lantaran kasusnya sulit dilacak. OTG bisa saja menyebarkan kasus Covid-19 ke semua orang.
“Ya sebel sih ya, soalnya pasti kan bakal tambah lama nih abisnya Corona,
pasien-pasien OTG berkeliaran di mana-mana kan kita enggak tau,” ujar Fitri.
Fitri menyadari bahwa memang bosan berada di rumah lama-lama.