Masjid Al-Riyadh Kwitang, Persembunyian Soekarno yang Tak Pernah Kering Sumurnya

Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno disebut pernah bersembunyi di Masjid Al-Riyadh Kwitang bersama Habib Ali. Terutama saat zaman penjajahan

Editor: Suci Rahayu PK
Tribunnews/Jeprima
Suasana luar Masjid Jami Al Riyadh, Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2020). Masjid Jami Al Riyadh Kwitang didirikan oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi pada tahun 1887. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-  Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno disebut pernah bersembunyi di Masjid Al-Riyadh Kwitang bersama Habib Ali. 

Terutama saat zaman penjajahan Belanda.

Masjid Al-Riyadh tercatat sebagai nadi pergerakan dakwah di tanah batavia. Tokoh nasional seperti KH. Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, dan Presiden Soekarno pernah singgah di masjid yang didirikan oleh Habib Ali Al Habsyi.

Suasana luar Masjid Jami Al Riyadh, Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2020). Masjid Jami Al Riyadh Kwitang didirikan oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi pada tahun 1887.
Suasana luar Masjid Jami Al Riyadh, Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2020). Masjid Jami Al Riyadh Kwitang didirikan oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi pada tahun 1887. (Tribunnews/Jeprima)

Habib Ali disebut pernah membantu Bung Karno untuk bersembunyi.

"Menurut kisah, berbulan-bulan (Bung Karno) di sini. Sebagai persembunyian dari Belanda," ujar seorang pengurus masjid kepada Tribun Network.

Menurut informasi yang dihimpun, Bung Karno sempat 'nyantri' dengan Habib Ali atas usulan M. Husni Thamrin.

6 Amalan Sunah Sebelum Sholat Idul Fitri - Mandi & Potong Kuku, Jalan Berbeda saat Pergi dan Pulang

UCAPAN IDUL FITRI 1441 H, Lengkap Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok untuk WA dan Facebook Sosmed

Tujuannya untuk menghindari ancaman Jepang dan Belanda. Pada saat itu Habib Ali dihormati
oleh penjajah.

"Habib Ali juga berperan sebagai teman berbincang Bung Karno," tuturnya.

Dalam buku Sumur yang tak Pernah Kering disebutkan salah satu ulama yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Betawi adalah Habib Ali Alhabsyi (1870-1968) di Kwitang.

Selama hidupnya, Habib Ali kerap berdakwah di tengah ribuan orang yang haus akan spiritual. 

Beliau adalah pendiri dan pimpinan pertama Majelis Taklim Habib Ali Alhabsyi.

Habib Ali banyak memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan umat, bangsa, dan negara. 

Dia tampil sebagai cendekiawan yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di mancanegara.

Sumur Tak Pernah Kering

Seorang pengurus bercerita, Habib Ali, membuat sumur di area masjid. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved