Virus Corona
Menlu Retno Marsudi Ungkap Pandemi Virus Corona Belum Berakhir dalam Waktu Dekat, Ini Alasannya!
Hal ini seperti yang disampaikan WHO bahwa kemungkinan virus corona tidak akan hilang melainkan mejadi penyakit endemik seperti HIV
TRIBUNJAMBI.COM, - Kabar buruk! Pandemi virus corona dikabarkan belum akan berakhir dalam waktu dekat ini,
Hal ini seperti yang disampaikan WHO bahwa kemungkinan virus corona tidak akan hilang melainkan mejadi penyakit endemik seperti HIV
Terkai hal itu dari Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memperkirakan, peperangan terhadap Covid-19 belum akan selesai dalam waktu dekat.
• VIRAL Lagu Terserah Ungkapan Keresahan atas Kelonggaran PSSB di Tengah Pandemi Covid-19
Walaupun pada saat ini sejumlah negara-negara di Eropa sudah mulai mencatat penurunan kasus positif Covid-19 yang cukup signifikan, namun di sejumlah negara lain justru mencatatkan hal yang sebaliknya.

"Ini menunjukkan bahwa Covid-19 masih belum akan selesai dalam waktu dekat," lanjut Retno.
Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar di 215 negara dan wilayah teritori.
Adapun jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 4.696.849 orang. Dari jumlah tersebut, 315.131 orang di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia.
Sementara, jumlah warga yang telah dinyatakan sembuh mencapai lebih dari 1.800.000 orang.
Dari jumlah tersebut, 1,8 juta orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan lebih dari 311 ribu orang.
"Melihat situasi saat ini, setiap negara harus memenangkan dua peperangan secara sekaligus".
• Pake AXIS, Tetap Kompak Bersilaturrahmi Walau Berjarak
"Peperangan pertama melawan virus itu sendiri, kedua, melawan kemunduran ekonomi yang disebabkan oleh virus itu," kata dia.
Ia menambahkan, Covid-19 telah menjadi ancaman dalam mempertahankan kondisi perekonomian global.
China yang pada kuartal pertama tahun lalu berhasil mencatat pertumbuhan 6,4 persen, pada periode yang sama tahun ini justru mengalami minus 6,8 persen.
Kondisi serupa juga dialami Singapura yang tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi negatif 2,2 persen pada kuartal pertama. Padahal, tahun lalu pertumbuhan ekonomi mereka mencapai 1 persen.
Adapun wilayah Uni Eropa yang tahun lalu mencatat pertumbuhan ekonomi 1,7 persen, pada kuartal pertama tahun ini justru mencatat pertumbuhan minus 2,7 persen.
• Pusat Perbelanjaan Mulai Ramai Pengunjung, Mal Tetap Terapkan Standar Protokol Kesehatan