Berita Batanghari
Kue Cupak Kapung, Sajian Khas Berbuka dari Batanghari, Hanya Muncul Saat Ramadan dan Idul Fitri
Namun hal ini tidak membuat warga masyarakat di Kecamatan Maro Sebo Ilir khususnya Desa Terusan tidak melupakan kue tradisional yang sudah menjadi..
Penulis: Muuhammad Ferry Fadly | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, BATANGHARI - Meski banyak makanan tradisional dan modern yang bermunculan di setiap Pasar Bedug yang tersebar di Kabupaten Batanghari selama Ramadan.
Namun hal ini tidak membuat warga masyarakat di Kecamatan Maro Sebo Ilir khususnya Desa Terusan tidak melupakan kue tradisional yang sudah menjadi warisan nenek moyang mereka.
Kue tersebut yakni Cepak Kapung. Kue ini memang terkenal sajian khas untuk berbuka puasa, dan terkadang juga sering dipesan untuk acara acara hajatan.
• Kasir Supermarket Positif Corona, 84 Karyawan Brastagi Supermarket Jalani Rapid Test
• Jelang Idul Fitri, Harga Daging Ayam di Muara Bungo Melambung Tinggi
• Pasar Rawasari Kota Jambi Mulai Ramai, tapi Pedagang Akui Omzet Jauh Menurun
Kue ini terbilang unik, berbentuk seperti corong yang tenghnya diisi dengan adukan santan, gula aren dan gula pasir. Teksturnya pun kenyal. Biasanya kue ini bewarna hijau pandan.
Warga desa setempat terus mempertahankan keaslian dari dari ciri khas dari kue tradisional tersebut seperti dari bentuk atau ukuran maupun warna serta rasanya.
Arikah, salah seorang pembuat kue tradisional ini di Desa Terusan menjelaskan bahwa proses pembuatan kue ini sendiri terbilang cukup sederhana.
"Untuk bahan bahannya sendiri bisa mudah di dapatkan di pasar, bahannya seperti tepung beras, tepung terigu, gula aren, gula pasir, santan, telur serta pasta pandan untuk membuat warna dari kue ini," jelasnya, Selasa (19/5/2020).
Kemudian bahan tersebut diolah dan dibentuk sesuai dengan ciri khasnya yakni berbentuk bulat serta dicampuri dengan santan yang diisi pada bagian lubang kue.
Lalu olahan kue direbus atau biasa disebut warga dengan cara dikukus kurang lebih selama 20 menitan.
Kue ini memiliki sensasi yang unik saat kita akan memakannya, yakni setelah kita menggigit kue tersebut, makan santan yang berada di tengah kue tersebut akan meleleh dan santannya memiliki rasa yang manis.
Menurutnya, Kue Cepak Kapung ini hanya ditemukan pada hari-hari tertentu seperti di bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
• McDonalds Indonesia Membagikan Resep Rahasianya, Setelah Kentang Goreng Kali Ini Ayam Gorengnya
• Jelang Idul Fitri, Pusat Perbelanjaan di Kota Jambi Mulai Ramai Pengunjung
Hal ini dilakukan sebagai upaya bagi masyarakat setempat untuk mempertahankan warisan nenek moyang mereka
Disamping itu, dirinya juga mengaku tidak sedikit warga yang memanfaatkan moment Ramadhan ini dengan membuat serta menjual kue tradisional tersebut.
Dimana dalam satu kemasan atau perbungkusnya terdapat 13 buah kue cepak kapung yakni dengan harga terjangkau sekitar Rp 5.000 per bungkus, alhasil kue inipun selalu menjadi incaran dan bahkan banyak dipesan oleh warga luar Desa Terusan.