Sejarah Indonesia

Kisah Soeharto Setelah Lengser Jadi Presiden,Rumah Cendana Didatangi Beberapa Mahasiswa

Pukul 13.00 WIB tanggal 10 Mei, Sekretaris Pribadi Pak Harto, Letkol (Pol) Anton Tabah, memberitahukan akan ada mahasiswa yang ....

Editor: Duanto AS
Intisari-online.com/ Ade Sulaeman
Kondisi Rumah Cendana setelah kepergian Presiden Soeharto 

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak yang tidak mengetahui keseharian Soeharto setelah lengse.

Pascalengser dari jabatan presiden selama 32 tahun, Soeharto banyak berada di rumah Cendana.

Soeharto menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998, setelah terjadi demonstrasi besar-besaran yang dimotori mahasiswa.

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR di Senayan mendesak Soeharto untuk melepas Jabatannya. 

Mungkin Ini satu di antara pengalaman tak terlupakan sang Smilling General.

Kala Istri Cantik Soekarno Diberi Tiga Pilihan yang Mengejutkan oleh Soeharto Saat Tragedi G30 S PKI

Mengenal Sosok yang Sempat Bikin Soeharto Cemburu Berat, hingga Berani Gebrak Meja di Rumah Cendana

Besok THR dan Gaji 14 ASN di Tanjabtim Cair

Soeharto presiden kedua Indonesia mempunyai pengalaman 'menyakitkan' dengan mahasiswa.

Berkuasa selama 32 tahun, Soeharto mesti lengser usai demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa.

Tepat pada 21 Mei 1998 Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya setelah gelombang demonstrasi besar-besaran di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Gelombang demonstrasi dan pembangkangan yang dipelopori mahasiswa tahun 1998, memaksa Jenderal Besar H.M. Soeharto mundur dari jabatan Presiden RI.

Tepatnya pada 21 Mei 1998.

Meski begitu, kedua pihak, mahasiswa dan Soeharto, tidak selalu "berseberangan".

Kisah ini pernah diterbitkan oleh Intisari dan Tribunjambi.com kembali melansirnya.

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Hegemoni Orde Baru yang kuat ternyata menjadi inspirasi bagi orangtua untuk memberi nama bagi anak-anak mereka.
Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Hegemoni Orde Baru yang kuat ternyata menjadi inspirasi bagi orangtua untuk memberi nama bagi anak-anak mereka. (KOMPAS/EDDY HASBY)

Setahun setelah lengser, ada sekelompok mahasiswa yang berinisiatif mendatanginya dan diterima.

Padahal saat itu hujatan dan demo masih sangat gencar, bersamaan dengan tibanya masa kampanye Pemilu multipartai 1999.

Tak dinyana, surat permohonan untuk menemui Pak Harto atas nama pribadi, mahasiswa jurusan jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta bernama Hendrikusumo Dimas Febiyanto, yang dikirimkan tanggal 4 Mei 1999, begitu cepat ditanggapi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved