Berita Sarolangun
Daring Jadi Pilihan Terakhir Siswa di Saat Pandemi Covid-19
Pembelajaran dilakukan pihak sekolah dan guru dengan sistem dalam jaringan (daring), baik aplikasi smartphone, dan media televisi.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Deni Satria Budi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pandemi Covid-19 berpengaruh pada sistem pendidikan di Kabupaten Sarolangun. Hingga kini, sistem pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak dilakukan.
Pembelajaran dilakukan pihak sekolah dan guru dengan sistem dalam jaringan (daring), baik aplikasi smartphone, dan media televisi.
Terkait kapan dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti biasa di sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sarolangun, tetap mengacu pada aturan pemerintah pusat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun, Helmi menyampaikan, sistem pembelajaran atau KBM pada masa pandemi Covid- 19 adalah masalah nasional.
• Belajar dari Rumah Hari Ini, Soal dan Jawaban untuk Kelas 1-6 SD 15 Mei 2020, Volume Bangun Ruang
• Militer Indonesia Makin Sangar! Beli Senjata Kelas Berat hingga 80 Jet Tempur Canggih Buatan Korsel
Hal ini tentu pihak daerah tidak mungkin bisa membuat kebijakan sendiri terkait KBM.
"Artinya untuk proses pembelajaran dan ajaran baru, masuknya kembali siswa-siswi atau (KBM) disekolah tetap merujuk pada aturan pemerintah pusat," jelasnya.
Disebutkannya, jika dalam hal ini pemerintah pusat tentunya sudah memikirkan konsekuensinya untuk memulai KBM dalam pandemi Covid-19, karena sangat beresiko.
Maka dari itu sampai saat ini belum mengeluarkan intruksi secara resmi terkait KBM.
• Aksi Jambret di Kota Jambi Makan Korban, Sempat Dirawat di Rumah Sakit, Nyawa Korban tak Tertolong
• Hebohnya sekampung, Dikira Mengandung Seekor Ikan di Rahimnya, Tapi Ini Fakta Tersembunyi
"Intinya kita menunggu, apabila ada surat, intruksi dan sebagainya dari pusat, maka kita akan sampaikan kepada pihak sekolah," sebutnya.
Katanya, hingga saat ini sistem pembelajaran masih dilakukan jarak jauh atau daring dengan aplikasi yang sudah disediakan seperti WhatsAap dan media televisi (TVRI).
Memang saat ini masuk dalam ujian yang disarankan pihak sekolah untuk memberikan soal ujian pada satu topik. Dan hanya saja nilai tambahan nantinya diambil dari nilai harian yang siswa peroleh sebelum masa pandemi Covid-19 ini.
Ujian ini pun dilakukan secara daring hal ini mengingat masa pandemi Covid-19 masih terjadi.
"Makanya ini saya kunci semua (siswa tak boleh keluar rumah), tidak ada alasan lagi. hal ini untuk mencegah anak-anak keluar rumah. Ujian kita lakukan satu materi, nilai ujian ditambah nilai harian, sama dengan ujian semester. Topiknya misalnya mengarang selama masa pandemi covid-19 ini, di rumah apa saja yang dilakukan," katanya.
Menurutnya, jika ujian dilakukan disemua aspek mata pelajaran, hal ini bisa saja menjadi alasan siswa untuk keluar rumah.
"Ado bae agek alasannyo, agek ado nyari data, ini kalok terjadi apo-apo diluarkan bahaya," katanya. (Tribunjambi.com/Wahyu Herliyanto)