Penculikan Anak

Awalnya Diduga Diculik, Polisi Gadungan yang Bawa 2 Bocah di Depok Ternyata Inginkan HP Korban

Ina tiba-tiba terkejut saat berada di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat, mendapat telpon Kamis (14/5/2020) siang.

Editor: Deni Satria Budi
(KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PROJO)
Polisi gadungan (pria yang menunduk) yang berniat mencuri handphone milik dua anak SMP diamankan polisi di Polres Depok, Kamis (14/5/2020). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ina tiba-tiba terkejut saat berada di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat, mendapat telpon Kamis (14/5/2020) siang.  

Padahal yang menelpon itu adalah anak sulungnya A (13) yang biasa disapa "Abang" dan sedang pergi ke sekolahnya untuk mengantarkan rapor.

Ina pun menjawab telepon itu. Namun, kabar buruk yang didapatnya. Anaknya dibawa kabur orang tak dikenal. Ina pun syok.

A mengaku dia dan temannya sedang dibawa orang tak dikenal dengan menggunakan sepeda motor. Orang tak dikenal itu mengaku sebagai polisi.

Ina langsung meminta telepon diberikan kepada pelaku berinisial I yang masih memacu motornya di jalan raya.

Polisi Datangi Rumah Warga Malam-malam di Tungkal Ilir Kabupaten Tanjab Barat Ternyata Ini Tujuannya

Dendam Dimarahi Suami, Ibu Tiri di Sulawesi Tega Culik & Ceburkan Anaknya ke Sungai

Ina mengatakan, dia akan menyanggupi permintaan I asalkan anaknya bisa kembali dengan selamat.

Namun, ucapan itu tak berbalas. Pelaku justru mematikan sambungan telepon.

Dua ponsel korban kemudian disita.

Ina pun bingung dan kalang kabut karena merasa anak sulungnya diculik.

Ina bahkan sempat pingsan setelah menerima telepon itu.

Adik A, AZ, sempat melacak posisi A lewat aplikasi.

Posisi korban terlacak hingga sampai Jalan Ciputat Raya.

AZ melalui Facebook almarhum ayahnya sempat meminta pertolongan untuk melacak penculik kakaknya.

Ia juga mengirimkan lokasi terakhir kakaknya yang didapat dari aplikasi itu.

“Ini A anaknya Pak L. Bang A diculik. No hpnya. 0812xxxx. Ini beneran. Ibu UU sudah pingsan. Bukan bercanda, ribet. Tolongin dong teman-teman Alm. L yang intel dan polisi. Tolong bantuin. Pliss ini urgent hubungi 08122xxx. Plis,” tulis AZ.

Tanggapan di Facebook beragam. Ada yang tak percaya alharhum mengunggah, ada yang menanyakan kondisi Ina, dan menyarankan untuk menghapus akun Facebook almarhum L.

“Azzam kangen ayah, ya? Tadi tante sampai kaget ngabari semua teman ayah kalau abang diculik. Jangan lagi becanda gitu ya, Sayang. Kalau kangen Ayah, kalian berdoa ya,” tertulis di kolom komentar.

A dan AZ adalah anak yatim. Media sosial Facebook almarhum ayahnya masih bisa mereka akses.

Rekan-rekan almarhum di Facebook sempat tak percaya dengan unggahan permintaan tolong tersebut.

Remaja 14 Tahun di Asahan Nyaris Jadi Korban Penculikan, Berhasil Lolos Setelah Lakukan Ini!

Gara-gara Ingin Iphone 11, Seorang ART Main Drama Penculikan, Kirim Video ke Majikan agar Percaya

Pelaku ditangkap, 2 anak selamat

Polisi membenarkan peristiwa dugaan penculikan dengan modus polisi gadungan ini terjadi. Pelaku pun sudah ditangkap.

Sementara itu, dua korban selamat dan pada Kamis petang sudah bertemu dengan orangtua mereka.

Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Lama Iptu Dimas Arki Jatipratama mengungkapkan, penangkapan polisi gadungan yang membawa kabur dua anak itu berawal dari kecurigaan polisi.

Jadi, I diberhentikan polisi karena berboncengan tiga dengan dua korban dan tidak memakai masker.

Saat diberhentikan, polisi pun memeriksa pelaku.

Viral Anggota Polisi Disebut Sombong karena Bilang Begini Sampai Diperiksa Propam, Ternyata

Setelah Tiap Hari Minum Air Rebusan Daun Sungkai, Begini Kondisi Pasien Corona di Merangin, Mujarab

"Jadi ketangkep di check point, nah ditanya, 'Kamu ngapain bertiga-tiga?'. Nah, ceritalah si kecil ini (korban) kan, ketahuanlah di situ," kata Dimas saat dikonfirmasi, Kamis (14/5/2020).

I pun seperti kehabisan kata-kata saat diberondong pertanyaan oleh aparat. Karena bertindak mencurigakan, I dibawa ke Mapolsek Kebayoran Lama untuk dimintai keterangan.

Awal mula dugaan penculikan Wahyu, wartawan Kompas.com yang turut mendampingi ibu dan adik korban di kantor polisi, menceritakan awal mula kejadian ini.

Penuturan Wahyu sudah atas seizin pihak keluarga. Untuk diketahui, korban masih belum bisa berbicara banyak.

Keluarga korban pun masih syok. Wahyu mengungkapkan bahwa I membawa dua korban saat kedua anak itu berada di Taman Merdeka, Depok.

I mendatangi mereka seolah-olah mereka melakukan kesalahan karena berkerumun di luar rumah pada masa PSBB. Padahal, mereka hanya berdua.

I memaksa kedua anak ini untuk mengikutinya ke kantor polisi untuk dikarantina selama dua minggu.

Akhirnya Dipo Latief Buka Suara Soal Rumah Tangga Nikita Mirzani Banyak Harta Tak Jamin Bahagia

Sudah 20 Kali, Oknum Guru Silat Setubuhi Gadis 14 Tahun Sejak 2019, Berawal dari Minta Diajarkan

Kedua anak ini pun diminta naik ke atas sepeda motor I. I mengaku dia akan mendatangi keluarga dan pihak RT/RW rumah korban.

Namun, bukannya kembali ke rumah korban, pelaku justru menyampaikan akan membawa dua anak itu ke Jakarta Pusat.

Dari atas sepeda motor, A kemudian menghubungi ibunya. Di situlah dugaan penculikan kemudian mengemuka. A mengaku disekap orang yang mengaku polisi.

Sambungan telepon kemudian terputus saat ibunya hendak berbicara dengan pelaku. Ibu A syok dan sempat pingsan.

Keluarga langsung mencari informasi keberadaan A yang sudah tak bisa lagi dihubungi.

Hingga pada Kamis sore, keluarga mendapat kabar dari pihak kepolisian. A dan temannya selamat dan pelaku sudah diamankan di Mapolsek Kebayoran Lama.

Berbeda dari penuturan polisi, menurut korban, mereka diberhentikan di pos polisi di depan Kompleks Polri di kawasan Ciputat.

Di situlah niat jahat I terbongkar. Polisi menginterogasi secara terpisah dua anak dengan pelaku. Korban pun bersuara bahwa mereka tidak kenal pria yang memboncengnya.

Pelaku lalu diamankan di Mapolsek Kebayoran Lama. Pada Kamis petang, kasus ini dilimpahkan ke Polres Metro Depok karena awal mula kasus ini berada di wilayah Depok, Jawa Barat.

oknum polisi gadungan berinisial I sempat dibawa ke komplek Polri di kawasan Ciputat.

I membawa dua anak SMP berinisial A (14) dan N (14) ke kompleks perumahan polisi untuk mengelabui korban.

Dia berencana menurunkan dua anak tersebut di tengah jalan dan merampas telepon genggam milik korban.

Semua berawal ketika dua anak itu ditegur I karena dianggap melanggar ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Depok.

Dua anak itu dipaksa ikut I berboncengan dengan sepeda motor.

"Ya sudah sini saya bawa dulu saya tangkap gitu. Dia ini modusnya PSBB," kata Wahyu, wartawan Kompas.com yang mendampingi korban, saat dihubungi, Kamis (14/5/2020).

Setelah berjalan cukup jauh, motor yang dikendarai I pun akhirnya berbelok ke komplek Polri di kawasan Ciputat.

"Jadi biar korban percaya kalau akan ditahan polisi," lanjut dia.

Namun hal tersebut justru jadi bumerang bagi I. I pun diberhentikan oleh petugas karena masuk komplek dengan membonceng dua orang.

"Saat diberhentikan, dia diperiksa sama petugas di pos. Ditanya-tanya, di situlah terungkap semua," kata Wahyu. I pun akhirnya diamankan di Polsek Kebayoran Lama. Kemudian, pelaku dan korban dibawa ke Polres Depok karena lokasi kejadian berada di Depok.

Sumber : Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved