Pura-pura Kejang, Gadis Ini Prank Petugas Medis dan Mengaku Positif Covid-19, Begini Nasibnya Kini
Candaan atau prank yang dilakukan seorang perempuan di Bone Sulawesi Selatan, berakhir menjadi kasus pidana.
TRIBUNJAMBI.COM, BONE - Candaan atau prank yang dilakukan seorang perempuan di Bone Sulawesi Selatan, berakhir menjadi kasus pidana.
Sebab, prank dilakukan perempuan tersebut di rumah sakit dengan berpura-pura kejang-kejang dan mengaku positif corona.
Sat Reskrim Polres Bone, Sulawesi Selatan kini menetapkan menjadi tersangka dalam kasus candaan atau prank di dua rumah sakit Bone.
Kasatreskrim Polres Bone, AKP Mohammad Pahrun melalui pesan singkat, pada Rabu (13/5/2020) mengatakan, bahwa pihaknya telah mengamankan kedua pelaku.
"Kami sudah amankan dan sudah ditetapkkan sebagai tersangka sejak semalam," bilang Pahrun.
• Upayakan Jalur Mediasi, Keluarga Ferdian Paleka Berharap Waria yang Jadi Korban Prank Cabut Laporan
• Curhatan Karyawan Gaji Rp 20 Juta Perbulan Mengeluh, Minta Bansos, Penghasilan Dipotong 50 Persen
Pelaku adalah seorang gadis belia berinisial AR (20) dan dikenakan Pasal 14 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.
Sementara ketiga rekannya yakni ES (19), ADL (21) dan DA (22) dijadikan saksi dalam kasus ini.
"Ketiganya dijadikan saksi dengan pengawasan dan wajib lapor. Ketiganya telah dikembalikan ke orangtua mereka untuk dilakukan pembinaan," sebut Pahrun.
• BTS Ungkap Wacana untuk Bubar Pada Tahun 2018, Alasannya Diungkapkan di Dokumenter Break The Silence
• Cara Memainkan Games TNI AU Penjaga Langit, Berhadiah 10 Juta Rupiah, Dimainkan Bisa Mulai Hari Ini
Kasus tersebut bermula pada Jumat (8/5/2020) lalu sekira pukul 02.00 WITA saat mereka meminum minuman keras di sebuah indekos di Jalan Salak, Kelurahan Jeppe, Kecamatan Taneteriattang Barat.
Setelah itu AR masuk ke dalam kamar indekos.
Sementara tiga rekannya berada di luar. Tiba-tiba ketiga rekannya mendengar AR mengigau.
Mereka pun masuk ke kamar dan melihat AR dalam keadaan kejang-kejang.
Ketiganya, kata Pahrun langsung membawanya ke Puskesmas Watampone.
Sesampai di Puskesmas, salah satu rekannya turun untuk memberitahukan ke petugas medis bahwa ada temannya yang tidak sadarkan diri.
Kondisinya sesak napas dan kejang-kejang.
• Materi dan Jawaban Soal Program Belajar dari Rumah untuk Kelas 1-2 SD 14 Mei 2020, Belajar Bilangan
• Viral Dua Bocah di Semarang Duel, Baru Posting WhatsApp 10 Menit Langsung Tersebar
Mendengar hal itu, petugas di Puskesmas Watampone mengarahkan untuk membawanya ke Rumah Sakit Hapsah.
Setiba di Rumah Sakit Hapsah dilakukan pertolongan pertama.
Di sana AR sadar dan menyampaikan kepada ES bahwa dirinya harus diperiksa dan dites corona. Sebab, ia mengaku telah kontak dengan kakeknya di Papua yang teridikasi positif virus corona.
Pihak Rumah Sakit Hapsah pun menganjurkan agar AR di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru karena memiliki fasilitas penanganan virus corona.
Menurut Pahrun, setiba di RSUD Tenriawaru, AR berpura-pura pingsan. Seorang rekannya mengatakan bahwa lebih baik diperiksa corona karena pernah kontak dengan kakeknya yang positif Covid-19.
Mendengar hal tersebut, petugas medis kemudian mengarahkan ke ruangan pemeriksaan Covid-19 dan ditangani dengan protokol Covid-19.
Setelah diperiksa suhu tubuhnya normal sekira 36,9 derajat celcius. Petugas medis juga tidak menemukan gejala Covid-19.
"Saat diperiksa suhunya bagus, tidak ada tanda-tanda Covid-19," jelas Pahrun.
Bahkan ketika dilakukan pemeriksaan AR berpura-pura pingsan.
Saat dilihat oleh petugas medis, ia menutup matanya, ketika petugas medis mengalihkan perhatian ke arah lain, ia membuka matanya.
• Ingat Taufik Hidayat? Blak-blakan Bongkar Cara ASN Bobol Duit Negara Rp 1,5 Miliar, Oh Begini
• Heboh Video Syur Wanita Tanpa Busana Mirip Syahrini, Netizen: Mirip Kok Hidungnya!
Justru petugas medis mencium bau alkohol dari AR.
Petugas berkeyakinan bahwa AR hanya mabuk dan tidak terindikasi Covid-19.
Petugas medis pun kemudian memanggil ketiga rekannya untuk membawa pulang.
Ketiga temannya pun kemudian membawa AR ke mobil.
Setiba di mobil AR berteriak "ku prank ko (saya prank kamu)".
"Dipanggil temannya, ambil temanmu mabuk dia. Sesampai di mobil dia teriak ku prank ko (saya prank kamu)," ujarnya.
Pahrun mengingatkan masyarakat untuk tidak bermain-main atau melakukan dengan perbuatan prank di masa pandemi Covid-19.
"Jangan main-main dengan perbuatan prank. Kasihan petugas medis yang bertugas dikerjai seperti itu. Semoga ini menjadi pembelajaran," tuturnya.
Sumber : Kompas.com