Berita Jambi

Intensitas Hujan Masih Tinggi, Petani Enggan Lakukan Penanaman

Meskipun sudah memasuki musim tanam, namun petani masih terkendala untuk melakukan penanaman.

Penulis: Rohmayana | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/abdullah usman
Ilustrasi. Lahan pertanian di Tanjab Timur. Meski memasuki musim tanam, petani enggan melakukan penanaman, karena curah hujan yang masih tinggi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Meskipun sudah memasuki musim tanam, namun petani masih terkendala untuk melakukan penanaman.

Hal ini karena beberapa minggu terakhir intensitas hujan terjadi cukup tinggi di setiap wilayah di Provinsi Jambi.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jambi Akhmad Mausul bahwa periode musim tanam biasanya dilakukan mulai April hingga September atau dilakukan saat musim kemarau.

Namun meski saat ini musim kemarau tapi intensitas hujan masih tinggi. 

Bahkan akibat hujan deras beberapa wilayah di Provinsi Jambi terendam banjir. Termasuk merendam lahan tanaman atau lahan warga. 

Sektor Perikanan Jambi Ikut Terdampak Pandemi Covid-19, Petani Budidaya Tunda Masa Panen

Minta Petani Percepat Masa Tanam, Dinas TPH Batanghari Distribusikan 50 Ton Benih

“Tapi sudah ada beberapa petani yang sudah menanam. Kalau yang baru seminggu ditanam biasanya bibitnya ikut terbawa arus. Tapi kalau sudah ditanam sekitar sebulan, sudah ada akarnya, kemungkinan tidak akan hanyut jika terjadi banjir,” kata Akhmad Mausul, Rabu (13/5/2020). 

Ketika ditanyakan berapa banyak petani yang terancam gagal panen akibat intensitas hujan yang cukup tinggi? Akhmad Mausul belum bisa mendatanya.

“Biasanya semua terdata pada akhir tahun, berapa banyak petani yang gagal panen, maupun yang panennya berhasil,” sebutnya. 

Dianggap Paling Terdampak Covid-19, Petani Karet di Jambi Jadi Prioritas Penerima Bantuan Sosial

Viral Status Orang Bergaji Rp20 Juta Tapi Merengek ke Pemerintah Tak Bisa Makan Terdampak Covid-19

Menurut Akhmad untuk kerugian petani yang gagal panen biasanya akan diganti dengan bibit baru. Hanya saja belum bisa diganti secara langsung. Melainkan diajukan bantuan pada musim tanam berikutnya. 

“Seperti tahun kemarin saja banyak yang gagal panen karena kemarau panjang. Tapi hingga saat ini bantuan dari pusat untuk bibit baru juga belum turun, karena baru saja diajukan,” katanya.

Sementara saat ini lahan sawah di Provinsi Jambi mencapai 80 ribu hektare ini sesuai dengan catatan Pertanahan Nasional.

Namun untuk lahan sawah yang sudah di SK kan dari pemerintah pusat baru 68.300 hektare lahan sawah. 

Segera Lakukan Uji Swab, Ini Tindakan yang Dilakukan ke 21 Pedagang Positif Rapid Test

“Sisanya sekitar 11.700 hektare lahan sawah sedang kita upgrade. Untuk upgrade lahan sawah ini butuh waktu sekitar 2 tahun,” ujarnya. 

Menurut Akhmad untuk satu hektare lahan sawah diperkirakan menghasilkan rata-rata 4,7 ton gabah. Sehingga jika dikalikan sekitar 376.000 ton gabah yang dihasilkan petani setiap kali panen.

“Nanti 61 persen dari gabah itu yang menjadi beras,” sebutnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved