Begini Curhatan Pilu Ibu Seorang ABK yang Jenazahnya Dilarung di Kapal China

Begini kisah pilu seorang ibu anak buah kapal asal Indonesia yang meninggal dunia saat bekerja di kapal penangkap ikan China.

Editor: Heri Prihartono
ist/MBC
Jenazah ABK asal Indonesia di kapal China. 

TRIBUNJAMBI.COM--- Begini kisah pilu seorang ibu anak buah kapal asal Indonesia yang meninggal dunia saat bekerja di kapal penangkap ikan China.

Kabar meninggalnya ABK Indonesia saat bekerja di kapal penangkap ikan China ini menjadi viral lantaran mayat para ABK ini dilarung ke laut.

Jangan Sentuh Patung Buddha Dalam Stupa Candi Borobudur, Ini Bahayanya

Simak penjelasan lengkap Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia terkait pemberitaan ABK warga negara Indonesia yang mayatnya dilarung ke laut.

Curhat Ibu ABK WNI yang Tewas dan Mayatnya Dilarung ke Laut, Begini Penjelasan Kemenlu Indonesia (MBCNEWS)

Orang tua dari salah seorang ABK Indonesia yang meninggal dan mayatnya dibuang ke laut itu pun membagikan perasaanya saat mengetahui kabar tersebut.

Pemprov Sumatera Barat Siapkan Tempat Karantina Bagi Pasien Positif Corona yang Alami Setres

Seperti yang diketahui, beberapa waktu yang lalu sempat viral pemberitaan dari Korea Selatan yang menunjukkan praktik kapal penangkap ikan China saat salah seorang ABKnya meninggal dunia.

Dalam hal tersebut, para ABK tersebut berasal dari Indonesia yang meninggal dunia saat bekerja di kapal penangkap ikan China.

Setelah ditelusuri, sosok Juriah menjadi ibu dari seorang korban meninggal yang mayat ABK Indonesia dilarung ke laut tersebut.

Juriah merupakan ibu dari Ari (25), salah serang ABK Indonesia yang diberitakan meninggal dunia saat bekerja di kapal penangkap ikan China lalu mayatnya dilarung ke laut.

Hati Juriah hancur tatkala mengetahui Ari, anak laki-lakinya yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia dan jenazahnya dilarung oleh kapal China.

Sekitar 14 bulan lalu, anak laki-lakinya itu merantau dari rumahnya di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah, Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Semenjak itu pula, Juriah sama sekali tak bisa menelepon atau berkomunikasi dengan Ari.

Namun, di tengah kegalauannya menunggu kabar dari sang putra, Juriah malah menerima kabar duka.

Telepon dari bos Ari yang memintanya datang ke Jakarta dan juga meminta nomor rekening bank, menjadi awal pupusnya harapan Juriah.

Ia terpaksa menerima fakta pahit anak laki-laki kebanggannya itu meninggal dunia dan bahkan jenazahnya dibuang ke laut.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved