Cerita Ramadan Mahasiswa Jambi di Mesir, dari Keseharian hingga Kuliner ala Negeri Piramid

Kushari adalah nasi yang dicampur dengan makaroni, lentil, dan buncis.

"Kalau jalan-jalan ke Mesir, itu ada di mana-mana," imbuhnya.

Untuk makanan berat, masyarakat Mesir lebih sering mengonsumsi roti gandum yang disebut isy. Makanan itu biasanya dihidangkan dengan lauk pauk khas Mesir yang disebut ful.

"Isy dan ful itu makanan pokoknya. Ful itu hidangan yang terbuat dari kacang fava, terus direndam dengan lemon, bawang putih, dan minyak zaitun," terangnya.

Namun, dalam kondisi tidak normal karena pandemi Covid-19 ini, tradisi makan sahur dan buka bersama di Mesir itu tidak bisa dilaksanakan. Otoritas setempat melarang perkumpulan massa lebih dari lima orang.

Namun di sisi lain, selama Covid-19 ini, tentu kebersamaan mereka semakin erat, silaturahmi semakin terjalin.

"Biasanya mungkin salat tarawihnya berbeda-beda masjid, atau cari takjilnya yang sesuai selera, tapi sekarang semuanya di satu tempat. Kita ada asrama di sini. Semuanya kita buat bareng, bikin takjil bareng," Irwan menceritakan.

"Terus, tarawih bareng. Ada imamnya, khatibnya, pengisi tausiyahnya, kita bikin jadwal," sambungnya.

Mereka membuat kajian rutin bakda isya dan bakda subuh di sana. Kajian itu bisa diikuti semua kalangan, bahkan disiarkan via daring melalui media sosial dan aplikasi zoom.

Untuk mengikuti kajian tersebut, bisa menghubungi via facebook, instagram, dan youtube KMJ Mesir, atau kmjmesir.org di website.
Dia memperkirakan, kajian bakda isya atau tarawih berlangsung pukul 2.30 WIB dan kajian bakda subuh pukul 9.30 WIB.

"Kita sebar di facebook, ahlan siapa yang mau ikut, kita persilakan. Kita juga buat kajian melalui zoom, nanti bisa hubungi admin untuk gabung di grup kajian," tuturnya. (Mareza Sutan A J)