Sains

Banyak Virus dan Bakteri Hidup Kembali Setelah Lapisan Es Antartika Meleleh

Banyak bakteri dan virus di antartika hidup kembali ketika es meleleh dan perubahan iklim terjadi.

Editor: rida
(Digital Globe)
Danau supra-glasial memberi petunjuk bahwa bagian timur Antartika pun terdampak perubahan iklim. 

Beberapa virus juga bisa bertahan untuk jangka waktu yang panjang.

Seberapa banyak kita harus peduli dengan semua ini?

Salah satu argumennya adalah bahwa risiko patogen dari permafrost secara inheren tidak dapat diketahui. Sebaliknya, ada ancaman yang lebih perlu kita perhatikan, yakni perubahan iklim. Misalnya, karena Bumi menghangatkan negara-negara bagian utara, maka harus diwaspadai wabah penyakit "selatan" seperti malaria, kolera, dan demam berdarah, karena patogen ini berkembang pada suhu yang lebih hangat.

Perspektif alternatifnya adalah bahwa kita seharusnya tidak mengabaikan risiko hanya karena kita tidak dapat mengukurnya.

Melihat dari perkembangan dan penelitian yang telah dilakukan, tak ada jaminan pasti bahwa mikroba patogen tadi yang hidup kembali akan menginfeksi kita.

“Seberapa besar kemungkinan itu tidak diketahui. Bisa jadi pula bakteri itu bisa kita atasi dengan antibiotika, atau malah resisten. Begitu juga dengan virusnya. Jika patogen itu tidak kontak dengan manusia dalam jangka waktu lama, lalu sistem kekebalan tidak siap, maka ya akan menjadi hal yang berbahaya,” kata Claverie.

Artikel ini telah terbit di Intisari.grid.id dengan judul Waspada! Wabah Laten yang Terkubur di Padang Es Selama Berabad-abad Itu Mulai Bangkit

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved