Ramadan 2020
Hukum Memperingati Malam Nuzulul Qur'an Menurut Ustaz Abdul Somad
Nuzulul Quran merupakan malam turunnya Al Quran ke bumi pertama kalinya kepada Nabi Muhammad SAW. Surat Al Quran pertama kali turun ke bumi
Terakhir, ia berpesan agar tak membuat heboh tentang hukum peringatan hari-hari besar umat islam tersebut.
"Pokoknya tetap buat peringatan yang isinya pengajian. Tetap isi Al Qur'an, bagaimana sikap kita terhadapnya," tutup Ustadz Abdul Somad.
• 12 Tanda Amal dan Ibadah yang Dilakukan Selama Ramadan Diterima, Di Antaranya Terbiasa Salat Malam
• Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jumat 8 Mei 2020 untuk 11 Kabupaten/Kota Provinsi Jambi, Ramadan 2020
* 13 Keistimewaan Rutin Membaca Al Qur'an
Malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-qur'an.
Di Indonesia setiap malam 17 Ramadhan, biasanya dilakukan tausyiah bertemakan Nuzulul Qur'an.
Dilansir dari Tribun Pekanbaru (tayang 1 Juni 2018) yang mengutip laman NU Online, di antara pintu terbesar untuk mencapai kelapangan hidup agar tidak terjebak dalam kesempitan yang membelenggu adalah dengan membaca Al-Qur'an.
Hati bisa sewaktu-waktu berkarat sebagaimana besi, mengingat kematian dan membaca Al-Qur'an merupakan media pembersih karat tersebut.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berikut:
Artinya: "Sesungguhnya hati itu bisa korosi sebagaimana besi ketika bertemu dengan air. Kemudian ada yang bertanya kepada Baginda Nabi, 'Ya Rasulallah, lalu apa yang dapat menghilangkan korosi tersebut?' Rasul menjawab, 'Banyak mengingat kematian dan membaca Al-Qur'an'." (HR Baihaqi).
Orang yang rutin menyibukkan dirinya membaca Al-Qur'an mempunyai aneka macam keistimewaan sebagaimana dikutip Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya Abwâbul Faraj, Dârul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1971, halaman 73 sebagai berikut:
Pertama, mereka diakui sebagai keluarga Allah (ahlullah) dan orang keistimewaannya yang terpilih.
Kedua, orang yang mahir membaca Al-Qur'an ditempatkan bersama malaikat-malaikat pencatat yang patuh kepada Allah yang selalu berbuat kebaikan.
Menurut al-Qurthubi sebagaimana dikutip dalam kitab Fathul Bârî, yang dimaksud mahir di sini adalah orang yang cerdas, maksudnya, hafalan dan tajwidnya sama-sama mempunyai kualitas bagus, tidak perlu mengulang-ulang.
Ketiga, Al-Qur'an merupakan hidangan dari Allah subhanahuwa ta'alâ. Siapa pun yang masuk ke sana akan mendapat jaminan keamanan.
Keempat, rumah yang dibuat untuk membaca Al-Qur'an akan dihadiri malaikat. Penghuni rumah akan merasakan bahwa rumahnya menjadi luas.