Tanggap Darurat di Jambi
50 Pekerja Jaringan Gas Diduga Diam-diam Datang ke Sarolangun, Warga Ketakutan Karena Lagi Pandemi
Kabupaten Sarolangun kembali kedatangan para tenga kerja jaringan gas (jargas) rumah tangga asal Jawa.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN-Kabupaten Sarolangun kembali kedatangan para tenga kerja jaringan gas (jargas) rumah tangga asal Jawa.
Para pekerja yang berjumlah 50 orang itu sebelumnya bekerja di wilayah Kota Jambi.
Namun, tanpa ada pemberitahuan ataupun koordinasi oleh pihak desa maupun pemerintah kabupaten, mereka diduga sudah masuk dan berada di Sarolangun beberapa hari lalu. Mereka tinggal di sebuah kos-kosan di Kelurahan Aurgading, Kecamatan Sarolangun.
• Tanjab Timur Siaga II Bencana Banjir, Air di Kecamatan Berbak Terus Meningkat
• Ini Daerah di Bungo yang Rawan Banjir, BPBD Siapkan Posko Siaga Bencana
• Hukum Memperingati Malam Nuzulul Quran Menurut Ustaz Abdul Somad
Hal ini menjadi ketakutan masyarakat seiring dengan wabah Covid-19. Meski diduga berhasil masuk Sarolangun diam-diam, keberadaan mereka akhirnya tercium warga pada Kamis (7/5) malam.
"Dia sudah selesai kerja di wilayah Kota Jambi. Namun tanpa koordinasi, mereka sudah tiba di Sarolangun beberpa hari lalu," Kata Kabag Ekonomi, Setda Sarolangun, Haris Munandar, Jumat (8/5).
Lanjutnya, dengan keberadaan kurang lebih 50 tenaga kerja asal Jawa itu, pihaknya tidak mengetahui secara penuh. Baik kapan mereka datang dan tujuan mereka.
"Kami pihak pemerintah tidak tahu, tanpa koordinasi sebelumnya," katanya.
Bahkan, pihaknya mengetahui hal itu pada Kamis (7/5) malam dari warga sekitar.
Yang lebih anehnya lagi, diakuinya jika pihak kontraktor yang ada di Sarolangun tidak mengetahui keberadaan para tenaga kerja itu.
"Malam tadi, kontraktor yang menangani di Sarolangun rupanya pihaknya tidak mengetahui keberadaan mereka. Ruponyo yang kantor sarolangun ni tidak tahu, akhirnya malam tadi kalau memang dak tahu, ini harus dirapid karena pemberitahuan tidak ada," ujarnya.
Lanjutnya, seiring dengan pembatasan sosial karena wabah Covid-19 memang pihaknya sudah sepakat pada tenaga kerja jaringan gas sebelumnya.
"Tidak ada penambahan tenaga kerja lagi,"katanya.
Akhirnya, hasil dari keputusan karena mendapatkan penolakan dari warga dan pihak desa, mengenai 50 tenaga kerja itu dipulangkan ke tempat asalnya mereka bekerja.
"Pagi tadi mereka sudah dipulangkan ke tempat kerja asalnya. Di Jambi, kota mereka sebelumnya bekerja dari kota," katanya.