Jejak Rokok Dji Sam Soe sejak 1913 hingga Jatuh ke Tangan Philip Morris USA (Altria Group)
Dji Sam Soe diperkenalkan oleh Liem Seeng Tee pada 1913 dan diproduksi melalui pabrik di Surabaya, Jawa Timur.
Penulis: Leonardus Yoga Wijanarko | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak yang tidak mengetahui, Dji Sam Soe merupakan merek rokok kretek pertama di Indonesia.
Merek ini diluncurkan pada 1913 di Surabaya, Jawa Timur.
Jejak masa lalu rokok kretek legendaris ini sangat unik, karena bisa bertahan selama lebih dari 100 tahun.
Berikut ini jejak sejarah rokok kretek Dji Sam Soe.
• Siapa Sebenarnya Putera Sampoerna? Tokoh di Balik Kesuksesan Rokok A Mild dan Dji Sam Soe
• NAMA Gustave Melegenda, Tidak Mempan Peluru; di Usia 60 Tahun Sudah Membunuh Lebih 300 Orang
• VIRAL - Pasien Covid-19 Bangun dari Rumah Sakit Setelah Dinyatakan Meninggal dan Akan Dikremasi
Awalnya, rokok kretek diperkenalkan oleh Haji Jamhari pada 1880.
Tembakau dicampur dengan cengkih yang akan menghasilkan bunyi "kretek, kretek" jika dibakar dengan api.
Cengkih mengandung eugenol yang dapat meningkatkan kadar tar dan nikotin ketika dicampur dengan tembakau.
Pada 1913, Handel Matschappij Liem Seeng Tee NV berdiri sebagai cikal bakal Dji Sam Soe, yang mana kata tersebut berasal dari dialek Hokkien.
Dji Sam Soe diperkenalkan oleh Liem Seeng Tee pada 1913 dan diproduksi melalui pabrik di Surabaya, Jawa Timur.
Sebenarnya, setahun kemudian, di Kudus, Jawa Tengah, sudah muncul produk rokok seperti "Tjap Kodok Mangan Ulo" dan "Bal Tiga".
Namun, sayangnya kedua produk tersebut tidak bertahan lama.

Menurut Garda Maeswara (2010 : 109), pada 1916, Liem Seeng Tee sempat membeli tembakau dari seorang pedagang tembakau yang bangkrut.
Menurutnya, pada 1940, penjualan Dji Sam Soe tumbuh pesat dengan hasil produksi mencapai 3 juta batang, sehingga jumlah pekerja untuk melinting rokok Dji Sam Soe ditingkatkan menjadi 1.300 orang.
Pada 1956, Liem Seeng Tee wafat dan digantikan oleh anaknya, Liem Swee Ling (Aga Sampoerna).
Berganti menjadi PT HM Sampoerna