Uniknya Kue Bingke, Jajanan Manis Khas Kuala Tungkal Saat Ramadan
Kue Bingka atau masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat menyebutnya kue Bingke, merupakan kuliner yang dapat dijumpai saat Ramadan.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL-Kue Bingka atau masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat menyebutnya kue Bingke, merupakan kuliner yang dapat dijumpai saat Ramadan.
Rasanya yang manis dengan tekstur yang lembut sangat terasa ketika kita makan, terlebih lagi aroma khas dari Bingke ini sangat menggugah selera. Kue ini sangat cocok menjadi pilihan untuk menu pendamping berbuka puasa kalian. Kue Bingke ini berbahan dasar dari tepung beras dan bahan campuran lainnya.
Satu di antara tempat yang memproduksi Kue Bingke setiap Ramadan yaitu berada di Jalan Kemakmuran RT 19, Kelurahan Tungkal III, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan M Amin. Dalam satu hari Ia bisa menjual lebih dari 400 cetakan kue Bingke siap saji dengan harga yang bervariasi.
• Stok Gula Pasir di Gudang Bulog Tak Cukup untuk Seminggu, di Jambi Harganya Tembus Rp16 Ribu per Kg
• BREAKING NEWS Terungkap Ini Identitas Mayat yang Gegerkan Warga Tanjabbar, Ternyata Pelajar SMP
"Bisa dibilang kue khas Tungkal setiap Ramadan. Kita ada berbagai macam rasa dan campuran, dan harganya beda-beda. Kita produksi hanya setiap Ramadan," sebutnya.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa Kue Bingke ini diproduksi turun temurun dari ibu dan neneknya. Tidak salah rasanya jika kue ini melegenda dan wajib dicoba ketika datang ke Kuala Tungkal di suasana Ramadan saat ini.
Kata M Amin untuk satu kali produksi dengan menghasilkan 400 cetak kue Bingke, dirinya bisa menghabiskan tepung beras sebanyak 25 kilo gram. Adapun bahan lainnya yaitu telur ayam menghabiskan sebanyak 100 butir.
"Bahannya banyak, untuk satu kali produksi itu bahannya tepung beras 25 kilogram, telur 100 butir, gula pasir 30 kilogram, susu 12 kaleng dan santan kelapa 25 kilo," ujarnya.
Pembuatan kue Bike ini yang paling lama kata M Amin adalah proses membuat adonan. Semua bahan dicampur dan diaduk hingga semuanya merata dan gula pasir halus. Proses pembuatan adonan ini memakan waktu cukup lama sekitar dua jam.
"Kalo masaknya sebentar paling 5 sampai 10 menit. Kita pakai cetakan berbentuk bunga, jadi kita olesin cetakan dengan mentega, kemudian baru kita masukan adonan sekitar setengah gelas ukuran besar dan kita letakkan diatas api kompor," terangnya.
Menariknya, M Amin tetap mempertahankan pembuatan Kue Bingke ini dari turun temurun dengan menambahkan arang panas diatas cetakan Kue Bingke yang dilapisi dengan piring panggangan. Ini dilakukan agar cita rasa dari Kue Bingke tetap terasa.
• Banyak yang Borong Gula, Beberapa Swalayan di Kota Jambi Kehabisa Stok
• Daftar Harga Sembako di Provinsi Jambi Hari Ini Rabu 29 April 2020, Harga Bawang Masih Tinggi
"Dari dulu kita tambahkan api dari arang diatas cetakan yang sudah dilapisi. Jadi memang atas bawah ada apinya. Biar matang atas bawah. Ada yang pakai Oven, tapi tadi itu jadi kering kuenya. Kalo ini tetap berminyak. Ciri khasnya memang begitu," ungkapnya.
Setelah warna kue berubah kuning keemasan barulah Kue tersebut diangkat bersamaan dengan cetakannya. Setelah itu tunggu hingga dingin, kemudian kue baru siap untuk dilepaskan dari cetakannya.
Soal varian, saat ini Ia menjual dengan berbagai varian diantaranya varian susu, pandan, dan keju sebagai pilihan bagi pembeli. Tentunya dengan harga jual yang berbeda-beda, namun tetap dengan ukuran yang sama.
"Rasa susu dan Pandan kita jual Rp16 ribu, untuk Keju kita jual dengan harga Rp18 ribu," pungkasnya.
Harga yang cukup terjangkau sebagai penambah kenikmatan di saat berbuka puasa dengan menahan lapar dan haus selama satu hari penuh. Tentu kalian tidak akan bisa menikmati dan menemukan kuliner Kue Bingke ini di hari-hari biasanya.