Kisah Militer RI
Masuk Perairan Indonesia, Kapal Perang Malaysia Pernah Diusir Seorang Kopaska, ABK Sampai Ketakutan
Masuk Perairan Indonesia, Kapal Perang Malaysia Pernah Diusir Seorang Kopaska, ABK Sampai Ketakutan
Bentakan ini mendapat jawaban lirih dari logat melayu yang begitu kental. Dari jawaban itu bisa diketahui kalau ia sedang bertugas mengawasi meriam.
Dalam artian ABK itu sebenarnya sedang pada posisi siap tempur. Tak lama kemudian sang Komandan kapal keluar menemui Ismail.
“Mengapa lego jangkar di sini dan sedang apa kamu di sini?” bentak Ismail masih dengan nada tinggi.
Sang Komandan pun menjawab bahwa keberadaan kapal adalah hanya sebatas menjalankan perintah.
Sebuah jawaban yang begitu normatif. “Baiklah kalau begitu, saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak, jangkar akan saya putuskan!” sergah Ismail kepada komandan kapal Malaysia.
• MENGEJUTKAN! Seorang TKW Indonesia di Taiwan Dinikahi Majikan Dengan Mahar Emas Satu Toko
• Tarif Jasa Mulai Rp5.000/meter2, Layanan Kebersihan Profesional dari Swiss-Belhotel Jambi
Pihak Malaysia sama sekali tak menduga aksi Ismail dan rekan-rekannya yang bak siluman muncul di siang bolong itu.
Pasalany mereka bisa mendekati dan naik ke kapal tanpa dibekali satu pucuk senjata pun. Hal ini pula yang membuat mereka gentar.
Begitu Ismail loncat kembali ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.
Sebaliknya, kapal Malaysia kedua sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda untuk pergi dari wilayah itu.
• Syarif Fasha: Juru Bicara Provinsi Jambi Tak Pernah Koordinasi dengan Pemkot Soal Zona Merah
• Amati Saham ASII, TLKM dan MNCN, IHSG Diprediksi Masih Menguat Rabu (29/4) Besok
Rupanya kapal kedua itu mencoba mengetes ancaman Ismail.
Apa boleh buat, Ismail dan rekan-rekannya langsung membelokkan arah laju perahu karet menuju kapal Malaysia yang kedua sebagai sasaran berikutnya.
Namun target rupanya sudah mengantisipasi gerakan tim Kopaska ini.
Mereka melakukan penjagaan di lambung kanan, kiri, dan buritan dengan senjata lengkap.
Hal ini tentu saja mempersempit ruang gerak Ismail, Muhadi, dan Yuli untuk melaksanakan lompatan ke kapal (ship-boarding).
Tak kurang akal, mereka kemudian merapatkan perahu karet ke rantai jangkar kapal Malaysia yang sedang dilegokan.
Di sini kembali Ismail berteriak mengancam akan memutuskan rantai jangkar dengan meledakkannya.
Ancaman Ismail dilakukan sambil menggoyang-goyangkan rantai jangkar yang terulur.