Dikabarkan Pyongyang Terjadi Panic Buying-Transportasi Ruwet Setelah Rumor Kematian Kim Jong Un
Beredar kabar Kim Jong Un meninggal, situasi terkini di Pyongyang dibicarakan, disebut-sebut banyak panic buying & transportasi terganggu.
TRIBUNJAMBI.COM - Warga dikabarkan panik karena kabar pemimpin mereka, Kim Jong Un yang disebut media Amerika telah meninggal dunia.
Seperti apa situasi yang dikabarkan terjadi di Pyongyang?
Beredar kabar Kim Jong Un meninggal, situasi terkini di Pyongyang dibicarakan, disebut-sebut banyak panic buying & transportasi terganggu.
Seperti yang diketahui, publik dunia bertanya-tanya mengenai kebenaran kabar meninggalnya pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Pihak Korea Utara sendiri juga belum buka suara mengenai hal tersebut hingga kini, 27 April 2020.

Kabar meninggalnya Kim Jong Un awalnya bukan berasal dari pihak Korea Utara melainkan Amerika Serikat.
Sebuah media Amerika menyebutkan jika Kim Jong Un kritis setelah menjalani operasi kardiovaskular.
Kemudian, media Amerika kembali mengabarkan tentang kematian Kim Jong Un.
Namun, kebenaran dari berita meninggalnya Kim Jong Un masih menjadi tanda tanya.
Desas-desus Kim Jong Un meninggal tidak hanya ramai dibicarakan di luar negeri, tetapi juga di Korea Utara sendiri.
• Promo KFC hingga 30 April 2020 - Bukber Koplit, Crazy Deal 9 pcs Chicken atau Smart Family Deal
• Deretan Wanita yang Dikabarkan Pernah Dekat dengan Kevin Sanjaya, dari Atlet hingga Artis Cantik
Dari para elite politik hingga para rakyat, mereka bertanya-tanya tentang kondisi Kim Jong Un sebenarnya.
Anna Fifield kepala biro The Washington Post di Beijing, menggambarkan kepanikan terjadi di Pyongyang ibu kota Korea Utara saat rumor Kim Jong Un meninggal kencang berembus.
"Terjadi panic buying di ibu kota, dengan penduduk setempat menimbun segalanya mulai dari deterjen dan beras, hingga elektronik dan minuman keras."
"Mereka mulai mengambil semua produk impor terlebih dahulu, tetapi dalam beberapa hari terakhir mereka juga berburu barang-barang produksi dalam negeri, seperti ikan kaleng dan rokok."
"Helikopter terbang rendah di Pyongyang, sumber terpercaya mengatakan kepada saya, dan kereta api di Korea Utara juga di utara perbatasan China telah terganggu," tulis Fifield di The Washington Post terbitan Minggu (26/4/2020).