Diusulkan Dipecat Karena Sebut Renang Bisa Hamil, Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty Belum Bisa Terima
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) Sitti Hikmawatty tak terima atas usulan pemecatan dirinya.
TRIBUNJAMBI.COM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) Sitti Hikmawatty tak terima atas usulan pemecatan dirinya.
Sitti Hikmawatty keberatan atas langkah komisioner KPAI lain yang mengusulkan pemecatan dirinya kepada Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
"Saya melihat ada upaya mengadili saya dengan cara yang berlebihan, ketidakmampuan pimpinan dalam mengelola manajemen internal KPAI serta manajemen konflik di dalamnya," kata Sitti Hikmawatty dalam siaran pers, Sabtu (25/4/2020).
• Kisah Pilu Pedangdut Saiful Jamil yang Harus Jualan Kopi di Penjara, Tak Sabar Menanti Bebas!
Usulan pemecatan sebelumnya dilayangkan sebagai tindak lanjut keputusan Dewan Etik KPAI.
Ada dua rekomendasi yang diberikan Dewan Etik ke KPAI terkait hal ini.
Pertama,meminta Sitti Hikmawatty mengundurkan diri secara sukarela dari jabatannya sebagai Komisioner KPAI.
Kedua meminta KPAI mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk
memberhentikan tidak dengan hormat Sitti Hikmawatty sebagai Komisioner KPAI.
• Masih Nekat Mudik Lebaran 2020! Virus Corona Mampu Bertahan di Bus dan Kereta Hingga 3 Hari Lamanya
Dewan Etik itu dipimpin mantan Hakim MK, I Dewa Dewa Gede Palguna; mantanpimpinan Komnas HAM, Stanley Adi Prasetyo; dan mantan Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ernanti Wahyurini.
Terkait rekomendasi Dewan Etik itu, Sitti menyebut hal itu tidak berdasar karena KPAI tidak memiliki standar mengenai penanganan masalah etik di tingkat internal.
”Penting saya tambahkan, bahwa KPAI tidak memiliki standar prosedur di tingkat internal atas masalah etik. Oleh karenanya, proses internal yang terjadi saat pemeriksaan atas ucapan saya tidak memiliki rujukan aturan mainnya," ujar Sitti dalam konferensi pers melalui Zoom, Sabtu (25/4/2020).
• Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal Dunia Sabtu 25 April 2020 Malam
Dewan Etik sebelumnya berkesimpulan pernyataan Sitti soal kehamilan dapat terjadi pada perempuan yang sedang berenang di kolam renang, tidak menutup kemungkinan jika dia berenang dengan laki-laki, walau tidak ada penetrasi akan Hamil, merupakan fakta yang tidak terbantahkan.
"Pernyataan komisioner terduga sebagaimana dimaksud menimbulkan reaksi publik yang luas, bukan hanya dari publik dalam negeri tetapi juga luar negeri, terutama dalam bentuk kecaman dan olok-olok yang berdampak negatif bukan hanya terhadap komisioner terduga secara pribadi tetapi juga KPAI bahkan terhadap bangsa dan negara," tulis putusan Dewan Etik.

Dewan Etik menjelaskan, pernyataan itu telah melanggar melanggar etik karena sebagai
pejabat publik harus menjunjung prinsip integritas, kepantasan, dan kolegalitas KPAI.
Namun Sitti dalam sidang etik KPAI, tidak mengakui kesalahannya tersebut.
"Bahwa komisioner terduga tetap tidak bersedia mengakui kesalahannya meskipun Dewan Etik telah berkali-kali memberikan kesempatan untuk itu dan meskipun Dewan Etik secara persuasif mengatakan kepada komisioner terduga bahwa dalam dunia akademik mengakui kesalahan bukanlah kesalahan," ucap Dewan Etik.