Pernyataan Mengejutkan dari Jurnalis China yang Sempat Hilang Selama 2 Bulan, Sempat Dikejar Polisi

Seorang jurnalis China yang dikejar polisi kemudian ditahan di Wuhan, muncul lagi setelah hilang hampir 2 bulan. Ia lalu menceritakan kesaksiannya.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Shutterstock
Ilustrasi pemeriksaan darah virus corona 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang jurnalis China yang dikejar polisi kemudian ditahan di Wuhan, muncul lagi setelah hilang hampir 2 bulan. Ia lalu menceritakan kesaksiannya.

Li Zehua yang merupakan jurnalis dari Wuhan, China itu menyiarkan pengejaran dan penahanannya oleh polisi pada 26 Februari, dan tidak pernah terlihat di depan umum sejak itu.

Pada Rabu (22/4/2020) ia mengunggah sebuah video yang mengatakan telah menghabiskan 2 minggu "karantina" di Wuhan, dilanjutkan dengan lebih banyak karantina di kota asalnya.

Ia diberitahu bahwa karantina diperlukan karena berkunjung ke "daerah sensitif".

Detik-detik Baku Tembak antara TNI-Polri vs KKB Papua, Sniper Anak Buah Lekagak Telenggen Tewas

Habis hingga 448 Juta Rupiah, Pria Ini Ditipu Janda yang Ngaku Kaya Raya, Padahal Calon Istri

Siapakah Li Zehua?

Dilansir dari BBC, Li Zehua adalah jurnalis lepas yang pergi ke Wuhan pada Februari, setelah jurnalis lain Chen Qiushi hilang. Dalam video pertamanya di Wuhan ia menjelaskan alasan utamanya ke sana.

"Sebelum saya memasuki Wuhan, seorang teman yang bekerja di media besar China memberi tahu saya... semua berita buruk tentang epidemi telah dikumpulkan pemerintah pusat."

"Media lokal hanya dapat melaporkan kabar baik tentang pemulihan pasien dan sebagainya. Tentu saja, masih tidak pasti apakah itu benar karena ini hanya apa yang saya dengan dari teman-teman saya."

Kisah-kisahnya termasuk dugaan menutup-nutupi infeksi dan krematorium yang sibuk. Video ini ditonton jutaan kali di platform China, YouTube, dan Twitter.

Apa yang terjadi pada 26 Februari?

Dalam video baru itu Li Zehua yang diperkirakan berusia 25 tahun mengatakan, ia sedang mengemudi di Wuhan ketika orang-orang di mobil lain menyuruhnya berhenti.

Bukannya berhenti, ia justru mempercepat karena "bingung" dan "takut". Ia dikejar lalu berkendara sejauh 30 km, dengan sebagian perjalanan diunggah ke YouTube dengan judul "SOS".

Dia lalu tiba di penginapan dan mulai livestreaming sebelum "beberapa" orang berseragam polisi atau petugas keamanan mengetuk pintu di dekatnya.

Zehua mematikan lampu dan duduk diam, sementara para petugas mengetuk pintu lain dan akhirnya sampai di pintunya. Ia mengabaikan ketukan itu tetapi 3 jam kemudian mereka mengetuknya lagi.

Ia membuka pintu dan dibawa ke kantor polisi, tempat dia memindai sidik jari dan diambil sampel darahnya sebelum dibawa ke "ruang interogasi".

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved