Link Live Streaming TVRI Jumat 24 April 2020 tentang Candi Borobudur, Begini Cara Membangunnya

Candi Borobudur menjadi materi program Belajar dari Rumah hari ini yang bisa disaksikan live streaming TVRI, Jumat 24 April 2020.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Duanto AS
http://tvri.go.id/live
Link Live Streaming TVRI Jumat 24 April 2020 untuk SMA tentang Candi Borobudur 

TRIBUNJAMBI.COM - Candi Borobudur menjadi materi  program Belajar dari Rumah hari ini yang bisa disaksikan live streaming TVRI, Jumat 24 April 2020.

Program Belajar dari Rumah di TVRI merupakan alternatif pembelajaran dari rumah dari Kemendikbud bersama TVRI.

Tayangan pembelajaran di TVRI ini untuk para pelajar di Indonesia, sebagai alternatif belajar di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Link TVRI Belajar dari Rumah Jumat 24 April 2020, Soal & Jawaban SD Kelas 1-3 Apa Manfaat Menabung

• Presiden Jokowi Beri Bantuan Uang Kakak Beradik di Muaraenim yang Viral Kelaparan

Dihajar Warga Sampai Menangis di Pinggir Selokan, Padahal Aksi 2 Pria Ini Kejam Saat Mencuri

Program ini dimulai pada Senin, 13 April 2020, setiap hari Senin hingga Jumat di TVRI, mulai pukul 08.00 WIB.

Dikutip dari jadwal yang diterbitkan Kemendikbud, berikut jadwal Belajar dari Rumah untuk hari Jumat , 24 April 2020:

08.00 – 08.30 WIB : (Siswa/Siswi PAUD dan sederajat) Jalan Sesama

08.30 – 09.00 WIB : (Siswa/Siswi SD Kelas 1-3 dan sederajat) Sahabat Pelangi: Mari Menabung

09.00 – 09.30 WIB : (Siswa/Siswi SD Kelas 4-6 dan sederajat) Gemar Matematika: Perbandingan dan Skala

09.30 – 10.00 WIB : (Siswa/Siswi SMP dan sederajat) Situs Bersejarah Batu Berak

10.00 – 10.30 WIB : (Siswa/Siswi SMA/SMK dan sederajat) Candi Borobudur

10.30 – 11.00 WIB : (Orang Tua/Guru) Keluarga Indonesia: Menjadi Orang Tua

*Jadwal bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan penyiaran TVRI dan Kemendikbud. Perubahan jadwal akan diinformasikan lebih lanjut.

Link live streaming Belajar dari Rumah

Selain melalui TVRI, Belajar dari Rumah juga bisa disaksikan di live streaming di ponsel atau gawai (gadget) masing-masing.

Cara Menyusun Candi Borobudur

TRIBUNJAMBI.COM - Batuan berjuta-juta ton itu menyusun bangunan Candi Borobudur dengan rapi. Bentuknya simetris dan kokoh, hingga terkenal ke seluruh penjuru dunia.

Namun, di balik itu, ada pertanyaan yang sulit dijawab. Bagaimana manusia dan teknologi di zaman itu bisa membangun, caranya?

Diukur dengan bangunan di zaman modern, tinggi Candi Borobudur sekira bangunan 10 lantai. Yang membedakan, jelas material batuan yang menyusunnya.

Candi itu dibangun sekira pada abad ke-9. Pada zaman itu belum ada alat buldozer untuk meratakan tanah dan belum ada truk untuk mengangkut batuan. Alat crane untuk mengerek batu ke atas pun belum ada.

Candi Borobudur. (www.manajemenproyekindonesia.com)
Candi Borobudur. (www.manajemenproyekindonesia.com) ()

Lalu Bagaimana Candi Borobudur dibuat?

Dilansir dari intisari online, Candi Borobudur dibangun menggunakan peralatan sederhana, seperti palu dan pengungkit. Kendaraan yang ada hanyalah cikar atau pedati (gerobak yang ditarik dengan sapi).

Karena hanya ada alat sederhana, maka batu-batu yang besar dan berat pun harus ditarik pelan-pelan. Disusun satu per satu sampai menjulang tinggi.

 Kasus Positif Covid-19 di Jambi Bertambah, Istri Pasien 06 Positif Corona

 Masih Banyak Warga Diduga Pernah Berkontak dengan Pasien Covid-19 di Sungai Penuh Belum Diperiksa

Hal itu membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang banyak.

Berapa lama Candi Borobudur Dibuat?

Menurut prasasti (batu bertulis) yang mencatat pembangunan Candi Borobudur, Candi Borobudur dibuat Raja Mataram pada saat pemerintahan Raja Samaratungga. Namun, candi baru selesai ketika Ratu Pramurdawardhani (putri Raja Samaratungga) bertahta.

Dari kisah itu, diperkirakan, Candi Borobudur dibangun selama 50 tahun.

Temuan menarik, arkeolog menemukan banyak kuali gerabah di sekitar Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Berdasarkan temuan itu, diduga, keluarga pekerja candi tinggal di daerah tersebut. Di dalam keluarga itu, para wanita bertugas memasak makanan untuk laki-laki yang bekerja membangun candi.

Penelusuran tribunjambi.com, ada website yang mengulas teknis pembangunan Candi Borobudur.

Begini cara membangun Borobudur, seperti disarikan bobo.grid.id dari situs www.manajemenproyekindonesia.com.

1. Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang disusun di atas gundukan tanah atau bukit. Sebelum batu disusun, bukit dibersihkan dan dibentuk. Selanjutnya dibuat undakan-undakan untuk meletakkan batuan candi.

2. Candi Borobudur disusun dari balok-balok batu. Setiap potongan batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya ditumpuk dan disambung dengan pola tertentu agar saling mengikat.

3. Balok-balok batu penyusun Candi Borobudur ukurannya sekitar 25 x 10 x 15 Cm. Berat per-potong balok batu diperkirakan antara 7,5-10 Kg.

Stupa candi Borobudur berfungsi sebagai jam Matahari. Foto: Irma Hariawang/Arkeoastronomi ITB
Stupa candi Borobudur berfungsi sebagai jam Matahari. Foto: Irma Hariawang/Arkeoastronomi ITB ()

Dengan ukuran balok batu sebesar dan seberat itu, balok-balok batu bisa diangkut dengan mudah. Sedangkan patung Buddha yang beratnya diperkirakan sekitar 145 sampai 225 kg kemungkinan dibawa dengan cara ditarik atau dipikul ramai-ramai.

4. Jumlah balok batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur diperkirakan sekitar 55.000 m3 atau sekitar 2 juta balok. Batu-batu ini diambil dari sungai di sekitarnya.

Jika Candi Borobudur diperkirakan dibangun selama 23 tahun dan 2 tahun pertama digunakan untuk menyiapkan lahan, maka proses pembuatan balok dan pemasangannya adalah 21 tahun atau 7.665 hari.

Kalau jumlah balok batu Borobudur diperkirakan berjumlah 2 juta balok, maka proses pembuatan balok dan penyusunan batu candi adalah 2.000.000 : 7665 = 261 balok batu/hari. Itu jumlah yang relatif tidak banyak karena bisa dilakukan dengan cara gotong royong.

Dari perkiraan di atas, ternyata Candi Borobudur yang megah itu dibangun dengan teknik atau cara yang sederhana. Kuncinya adalah kemauan dan ketekunan.

Desain candi

Penelusuran tribunjambi.com, www.manajemenproyekindonesia.com mengulas bahwa Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.

 Relawan Covid-19 Kerinci di Desa Diminta Terbuka Laporkan Warga yang Pulang Kampung

Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.

Candi Borobudur. (www.manajemenproyekindonesia.com)
Candi Borobudur. (www.manajemenproyekindonesia.com) ()

Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi

Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.

Sejumlah wisatawan asing nampak berjalan di pelataran Candi Borobudur.
Sejumlah wisatawan asing nampak berjalan di pelataran Candi Borobudur. (Tribun Jogja)

Material Penyusun Candi

Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi.

Menurut Sampurno, Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.

Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.

Menarik bukan cara pembangunan Candi Borobudur. ( Tommy Kurniawan / Tribunjambi.com )

 Daftar Lagu Religi Ramadan 2020 dari Nissa Sabyan s/d Anisa Rahman, Cocok saat Bulan Puasa

 Daftar Lagu Didi Kempot Lengkap dari A sampai Z, Ambyar Terkinthil-kinthil hingga Yuni Yuni

 Daftar Album Glenn Fredly Lengkap dari 1998 s/d 2020, Ini yang Paling Favorit

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved