Sejarah Indonesia

Aksi Paspampres Soeharto saat Nyaris Duel dengan Pengawal PM Israel di Dalam Lift, Mendebarkan

Aksi Paspampres Soeharto saat Nyaris Duel dengan Pengawal PM Malaysia di Dalam Lift, Mendebarkan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Jateng
Paspampres pengawal Soeharto 

Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya

Dia hendak menempelkan moncong senapan mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.

Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu

Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing

"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.

Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.

Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu

Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol kemanan Paspampres.

Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.

Belanja Bahan Bangunan di Mitra Bangunan Bisa Via WhatsApp, Begini Caranya

Sinopsis Banyak Jalan Menuju Rhoma Tingkat 2 (BJMR), Rhoma Irama di Sinetron Ramadhan Indosiar

Hari Pertama Puasa di Pasar Baru Bangko, Harga Ayam Potong Naik 80 Persen

Masa Jabatan Ketua DPD II Golkar di Jambi Bisa Lebih Dua Periode, Ini Syaratnya

Kunjungan Presiden Soeharto ke Belanda

Pada akhir Agustus tahun 1970, Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda dan akan dijadwalkan menuju Istana Huis Ten Bosch, Den Haag, tempat keluarga Kerajaan Belanda menetap.

Kunjungan Pak Harto itu sebenarnya merupakan 'lawatan yang kaku' karena pemerintah Kerajaan Belanda pada tahun 1970-an belum mengakui tanggal kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Seperti dikutip dari Wikipedia, pengakuan ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di Gedung Deplu.

Dilansir oleh Intisari dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' ,Tempo, PT Gramedia, 2015

Kunjungan Soeharto saat itu tidak disukai oleh Kerajaan Belanda mengingat di era Perang Kemerdekaan, Soeharto sebenarnya merupakan musuh utama militer Belanda.

Aparat keamanan Belanda secara tidak langsung terpengaruh oleh sikap Kerajaan Belanda, dan hanya menyiapkan sistem pengamanan yang tidak maksimal sehingga bisa membahayakan keselamatan Soeharto.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved