Sejarah Indonesia
Nasib 4 Pengamen Jalanan yang Beri Hormat Ala TNI ke Mobil Pak Harto, Mendadak Dipanggil ke Istana
Nasib 4 Pengamen Jalanan yang Beri Hormat Ala TNI ke Mobil Pak Harto, Mendadak Dipanggil ke Istana
TRIBUNJAMBI.COM - Mengenang Presiden Soeharto, cerita satu ini sungguh unik di masa pemerintahan ayah dari Tommy Soeharto itu.
Ya, banyak cerita akan Presiden Kedua Indonesia itu belum terungkap dari masa kepemimpinannya.
Tidak hanya dikenal tegas dan ditakuti karena kebijakan-kebijakannya.
Soeharto ternyata ada sisi humanis dan senang sekali dengan musik.
Semua itu tercermin dari kisah Soeharto pernah mengundang empat pengamen untuk bernyanyi dalam perayaan ulang tahun istrinya, Bu Tien.
• Cuma Sosok TNI Ini yang Berani Gebrak Meja Rumah Soeharto, Ternyata Dia Jenderal TNI Idolanya Ahok
• Istri Soekarno, Ratna Sari Dewi Diberi Tiga Pilihan Mengejutkan oleh Soeharto Saat Tragedi G30 S PKI
• Profesi Soeharto Saat Belum Jadi Jenderal TNI dan Presiden, Ternyata Pegawai Kantoran di Bank Desa
• Belum Jadi Presiden, Sosok Ini Berani Tampar Soeharto, Begini Nasibnya Usai Pak Harto Jadi RI 1
• INILAH Uang Logam Indonesia yang Ternyata Berlapis Emas, Gambar Presiden Soeharto Kadarnya 23 Karat!
Bahkan Soeharto juga membelikan mereka gitar baru
Dilansir dari laman tututsoeharto.id, empat orang pengamen tersebut bernama Arie Langoe alias Munari Arie, Matiyas, Obos Gembok alias Suherman, dan Yanto Bule.
Kejadian tersebut bermula ketika keempat pengamen itu selalu memberi hormat kepada Soeharto saat akan bermain golf di depan Rumah Sakit Cipto, Salemba, Jakarta Pusat.
Mereka melakukan hal itu sebagai bentuk rasa hormat kepada Soeharto yang saat itu masih menjabat sebagai presiden.
"Kami sadar tidak akan mungkin bernyanyi untuk beliau, jadi saya dan Obos Gembok mencari cara agar Bapak Soeharto tahu kami sangat menghormati beliau," ucap Arie Langoe dalam catatan yang ditulis oleh anak sulung Soehartoitu
Kebiasaan hormat ala tentara yang mereka lakukan kepada Soeharto tidak mudah karena presiden kedua Indonesia itu selalu dalam penjagaan ketat.
"Begitu mobil bapak presiden mulai mendekat, kami lari langsung berdiri tegap dan memberi hormat. Hal ini kami lakukan setiap bapak presiden lewat."

Apa yang dilakukan oleh Arie Langoe cs membuat Soeharto takjub hingga akhirnya ia meminta Tutut untuk mengundang mereka.
"Iya, gini wuk, bapak itu kalau pulang golf di depan Rumah Sakit Cipto selalu ada 4 anak ngamen jalanan berdiri tegak, begitu bapak lewat mereka memberi hormat ( salut tentara )," kata Soeharto kepada Tutut.
• Adamas Belva Syah Devara Mengundurkan Diri Dari Stafsus Presiden, Begini Reaksi Istana
• Tidak Puas Mencuri Kotak Wakaf Wihara, Fadlan Kembali Bobol Rumah di Cempaka Putih
• Cuma Sosok TNI Ini yang Berani Gebrak Meja Rumah Soeharto, Ternyata Dia Jenderal TNI Idolanya Ahok
Soeharto kemudian meminta Tutut membelikan gitar untuk keempat pengamen.
Tak hanya itu, Soeharto juga minta dibuatkan acara untuk mempertemukan Arie Langoe cs dengannya.
"Baik bapak, nanti dalem (saya) koordinasikan dengan ajudan, kalau sudah dapat gitarnya saya matur (lapor) bapak lagi," ucap Tutut.
Belum juga Tutut melangkah jauh dari Soeharto, ia dipanggil lagi.
Soeharto ternyata meminta agar keempat pengamen itu diundang pada acara perayaan ulang tahun Tien Soeharto yang jatuh pada 23 Agustus.

"Kamu panggil anak-anak pengamen itu, sampaikan supaya menghibur di ulang tahun ibu," kata Soeharto.
Ketika ditanya alasan Soeharto sangat memperhatikan Arie Langoe cs, kepala keluarga cendana itu mengatakan terkesan dengan kedisiplinan mereka.
"Bapak terkesan dengan sikap mereka. Mereka pasti kehidupannya jauh dari kemewahan.
Mencari sesuap nasi dengan mengamen. Dengan tingkat kehidupan mereka seperti itu, mereka menyempatkan diri untuk mengambil waktunya, hanya sekedar memberi penghormatan pada presidennya.
• Artis Sinetron Preman Pensiun Ini Kini Bak Seorang Bangsawan Usai Dinikahi Putra Siti Nurhaliza
• Hati-hati Bagi Napi Asimilasi yang Berulah Lagi, Kapolresta Daerah Ini Instruksikan Tembak di Tempat
• Doa dan Amalan Sambut Puasa 1 Ramadhan 1441 H Sesuai Tuntunan Muhammad SAW
Dan mereka memberikan penghormatan itu setiap bapak berangkat maupun pulang golf, berarti mereka mencari tahu kapan bapak akan bermain golf, dan pada waktu-waktu tertentu itu mereka siap memberi penghormatan pada bapak," jelasnya.
Soeharto terdiam sejenak lalu ia menambahkan, "mereka tanamkan disiplin betul dalam kehidupannya dan disiplin itu salah satu kunci dari keberhasilan. Dengan disiplin semua yang kita lakukan akan lebih terarah, terencana, baik, cermat, sukses, dan dapat dipertanggungjawabkan."
Setelah seminggu bertemu Soeharto, Tutut menemui Arie Langoe cs.
Tutut menyampaikan pesan dari Soeharto kepada mereka berempat.
• Seorang Istri di Merangin Positif Corona, 2 Anaknya Negatif lalu Dititipkan di Rumah Singgah Dinsos
• IndiHome Dukung Program Belajar & Bekerja dari Rumah Cegah Virus Corona di Indonesia
• Kapten Teddy, Ajudan Ganteng Jokowi dari TNI AD Ini Punya Prestasi Gemilang di US Army Ranger AS
• Nasib Teddy Ditinggal Lina, Angkat Kaki dari Rumah Ibu Rizky Febian Bersama Anaknya Gegara Ini
• Satu Pasien di Jambi Sembuh, Total Positif Corona 12 Orang Pada 21 April 2020
Wajah keempat pengamen itu langsung berubah bahagia dan kaget karena diundang pada perayaan ulang tahun ibu negara.
"Alhamdulillah... ibu, kami tidak bermimpi kan?," ucap mereka.
Tutut yang mendengar ucapan pengamen itu langsung tertawa dan meyakinkan bahwa itu bukan mimpi.
Akhirnya, mereka diundang ke rumah Soeharto pada 23 Agustus 1986.
Mereka mengenakan seragam kemeja batik dan celana putih. Tangan mereka menggenggam alat musik yang akan dimainkan.
Soeharto kemudian memberikan hadiah gitar langsung kepada Arie cs.

Tak lupa mereka berfoto bersama Soeharto dan Ibu Tien.
Senyum tersungging di wajah keempat pengamen yang mengapit ibu negara dan presiden pada saat itu.
Catatan yang ditulis Tutut pada 7 Juli 2018 itu mengatakan bahwa salah satu pengamen sudah meninggal dunia.
Ia adalah Obos Gembok alias Suherman
Mbah Parno Akan Ditembak Ajudan Soeharto Gara-gara Pisang
Suparno (95), pria yang bekerja sebagai penjaga Masjid Istiqlal sejak 66 tahun silam ini sempat menceritakan kisahnya dengan Soeharto
Suparno yang telah mendedikasikan puluhan tahun hidupnya menjaga Masjid Istiqlal, ternyata punya banyak cerita-cerita menarik dengan orang-orang penting seperti Soeharto
Dilansir dari Kompas.com, pria yang akrab disapa Mbah Parno ini punya kisah berbicara langsung dengan dua presiden Indonesia, Ir Soekarno dan Soeharto.
Saat Masjid Istiqlal dibangun, Mbah Parno awalnya bekerja sebagai kuli di sana.
Ketika itu, presiden yang berkuasa masih Presiden Soekarno
Ia ingat sering bersalaman ketika Bapak Proklamator itu berkunjung.
"Pak Soekarno tanya saya asal mana, saya bilang dari Boyolali, dia tanya kok saya ke Jakarta, ya saya bilang untuk menyambung hidup. Dia bilang 'Oh ya sudah kerja yang baik, istirahat kalau capek, makan kalau lapar'," kenang Mbah Parno saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Sabtu (7/1/2018) lalu.
Perjalanan Mbah Parno kemudian berubah, menjadi pelayan Frederich Silaban, sang arsitek Masjid Istiqlal.
Saat itu, tak hanya melayani Silaban, Mbah Parno juga kerap diminta melayani tamu istimewa, di antaranya Panglima TNI kala itu, Jenderal Soeharto.
Ada kenangan unik Mbah Parno bersama Soeharto saat itu
Mbah Parno mengaku pernah mau ditembak oleh ajudan Soeharto.
Ceritanya, saat itu Mbah Parno menyuguhi pisang ke meja Soeharto.
• Jika Kondisi Kesehatan Kim Jong Un Memburuk, Inilah yang akan Terjadi Pada Korea Utara
• 200 Ribu WNI Asal Aceh Terjebak Lockdown di Malaysia, Ada yang Sampai Minta Makanan ke Kantor Polisi
• KKB Papua Selalu KO Kendati Gunakan Senjata Rampasan dari TNI, Kenali Senjata Api TNI Polri di Sini
• Kekurangan APD, Tim Covid-19 Puskesmas Parit Deli di Tanjabbar Buka Donasi
• ATM Disebut Jadi Lokasi Rawan Penyebaran Covid-19, IDI Buka Suara: Inilah 5 Langkah Aman Pakai ATM
Namun tak berapa lama, ajudan Soeharto memanggilnya.
"Saya dipanggil, dia pegang pistol, tanya 'Kamu mau ditembak?'," ujar Parno.
Parno saat itu hanya kebingungan lantaran tak tahu apa salahnya.
"Dia marah karena pisangnya rasanya sepat. Waktu beli di Pasar Baru kan saya beli saja pisang yang gede, pisang raja. Rupanya dia tidak suka," kata Parno.
Parno pun meminta maaf.
Namun, ternyata, Soeharto hanya bercanda.
Tak lama, Soeharto menghampiri dirinya untuk minta maaf.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Soeharto Undang 4 Pengamen di Ultah Bu Tien & Dibelikan Gitar, 'Kami Tidak Bermimpi?,' Kata Mereka
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: