Kisah Militer RI
PM Malaysia Pernah Buat Soekarno Naik Pitam, Presiden Sampai Minta Pierre Tendean Lakukan Serangan
PM Malaysia Pernah Buat Soekarno Naik Pitam, Presiden Sampai Minta Pierre Tendean Lakukan Serangan
”Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu, itu juga biasa. Namun, kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Kerahkan pasukan ke Kalimantan, hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat, jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak Malaysian keparat itu.”
”Doakan aku, aku akan berangkat ke medan juang sebagai patriot bangsa, sebagai martir bangsa, dan sebagai peluru bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.”
”Serukan, serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini. Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.”
”Yoo... ayooo... kita ganyang. Ganyang Malaysia! Ganyang Malaysia! Bulatkan tekad. Semangat kita baja. Peluru kita banyak. Nyawa kita banyak. Bila perlu satoe- satoe!”
• Kiesha Alvaro, Putra Pasha Ungu Tumbuh Jadi Remaja Ganteng, Siapa Sangka Punya Pacar yang Cantik
• Catat Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2020 dari Muhammadiyah, Juga Ada untuk Kota Jambi
• Carry Pikap Raib saat Diparkir di Depan Rumah di Desa Sekernan
• Kenapa Penyerahan Buku Tabungan Honor PPK Dilakukan di Ruang Pola Walikota Jambi, Ini Alasan KPU
• Sekilas Tentang Siloam Hospital Jambi, Peralatan Modern & Pelayanan Kesehatan di Sumatera Tengah
Demikian pidato kemarahan Presiden Soekarno saat mendengar lambang Garuda diinjak-injak oleh demonstran anti-Indonesia di Kuala Lumpur.
Hal itu makin membuat situasi panas.
Tanggal 3 Mei 1964 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora).
"Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia dan Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia," teriak Presiden Soekarno.
Para sukarelawan yang sebenarnya pasukan TNI menyusup masuk ke perbatasan Malaysia di Sabah dan Serawak.

Berkali-kali mereka terlibat kontak tembak dengan tentara Malaysia yang didukung Inggris dan sekutu.
Usai mengikuti pendidikan intelijen, Pierre ditugaskan di perbatasan.
Selama satu tahun bertugas di garis depan, Pierre berhasil masuk ke daerah lawan sebanyak tiga kali.
Aksi Pierre sebagai intelijen tempur layak diacungi jempol.
Tak kalah dengan film-film spionase garapan Holywood.
Bahkan pernah dia menyamar sebagai seorang turis dan sempat berbelanja di toko-toko.
Maklum sosok Pierre memang kelihatan seperti bule, orang percaya saja dia seorang turis.