Wabah DBD

4 Orang Meninggal karena DBD di Muarojambi, Triwulan Pertama Tercatat 235 Kasus

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Muarojambi pada akhir Januari 2020 lalu, menjadi kasus kejadian luar biasa.

Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Fifi Suryani
ist
Demam karena DBD 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Muarojambi pada akhir Januari 2020 lalu, menjadi kasus kejadian luar biasa.

Sejak triwulan pertama di tahun 2020 ini meningkat signifikan.

Dalam tiga bulan terakhir sejak Januari hingga Maret tercatat sebanyak 235 kasus DBD di Kabupaten Muarojambi.

Kabid Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Muarojambi, Afifudin mengatakan, pada akhir Januari kasus DBD di Muarojambi, alami kematian sebanyak empat orang.

"Untuk kasus DBD sepanjang tahun di Muarojambi ini merupakan kejadian yang luar biasa," jelasnya.

Ia mengatakan, korban meninggal kasus DBD tersebut merupakan warga Kumpeh. Selanjutnya Ia juga menjelaskan setiap ada kasus DBD, mereka akan melakukan pengadaan epidemiologi (PE), guna memastikan ketika ada warga yang diduga terserang DBD, maka dilakukan kebenarannya.

"Apakah itu benar kasus DBD, benar tidak ada terjadi penularan, dan benar tidak populasinya tinggi. Kalau dalam pengadaan epidemiologi itu benar, maka tindakan yang harus dilakukan penindakan pengobatan lewat puskesmas dan rumah sakit," jelasnya.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Muarojambi, Hal ini disampaikan Kabid Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Muarojambi, Afifudin, Jumat (17/4).

Kumper Ilir Terbanyak

MEMASUKI April 2020, di Kabupaten Muarojambi sudah terjadi sebanyak 11 kasus Demam Berdarah Dungue (DBD).

Kasus DBD tersebut tersebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Muarojambi.

Kabid Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Muarojambi Afifudin mengatakan, untuk kasus DBD yang paling tinggi di Kabupaten Muarojambi ada di Kecamatan Kumpe Ilir.

Menurutnya, jika dilihat berdasarkan peta administrasi kecamatan, terdapat tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kumpe Ilir, Jaluko dan Kecamatan Sekernan.

"Saya juga heran pada dasarnya tiga tahun sebelumnya paling tinggi di daerah Jaluko, tapi untuk saat ini yang pling tinggi di daerah kumpe Ilir, ketiga disusul daerah Sengeti," ungkap Afifudin.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved