Mulai Diragukan, Begini Kata Ahli Soal Asal Mula Virus Corona Covid-19, Bukan dari Pasar di Wuhan?
Covid-19 yang mulanya menyebar di Ibukota Provinsi Hubei Wuhan itupun berujung menginfeksi 80.000 orang lebih di negara tersebut.
Mulai Diragukan, Begini Kata Ahli Soal Asal Mula Virus Corona Covid-19, Bukan dari Pasar di Wuhan?
TRIBUNJAMBI.COM - Soal asal muasal Virus Corona atau Covid-19, banyak yang menyebut jika pertama kali ditemukan di pasar basah Huanan, Wuhan, China.
Disebutkan, pada akhir 2019, seseorang di pasar basah Huanan, Wuhan, terinfeksi virus dari hewan.
Covid-19 yang mulanya menyebar di Ibukota Provinsi Hubei Wuhan itupun berujung menginfeksi 80.000 orang lebih di negara tersebut.
Hewan trenggiling menjadi 'tersangka' atas penyebaran virus ke manusia.
• Dua Komisioner Bawaslu Provinsi Jambi Jadi Narasumber Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif
• Pemprov Jambi Putuskan Relolasi Anggaran Sebesar Rp200 Miliar untuk Penanganan Covid-19
Namun, ada ketidakpastian tentang beberapa aspek dari asal Covid-19 yang coba diuraikan oleh para ilmuwan, termasuk mengenai spesies apa yang meneruskannya ke manusia.
Para ilmuwan masih berusaha keras untuk menyelidiki bagaimana pandemi dimulai.
Dilansir Guardian, Stephen Turner, kepala departemen mikrobiologi di Monash University Melbourne, mengatakan bahwa virus paling mungkin berasal dari kelelawar.
Kemudian, kelelawar menularkannya ke manusia di pasar Huanan, Wuhan.
Namun, hipotesis hanya berhenti sampai di situ.
"Saya tidak berpikir itu meyakinkan," kata Turner.
Turner mengungkap, virus jenis ini beredar sepanjang waktu di dunia hewan.
Fakta bahwa Covid-19 telah menginfeksi harimau di kebun binatang New York menunjukkan bagaimana virus dapat berpindah antar spesies.
"Penting untuk memahami banyaknya spesies yang dapat terinfeksi oleh virus ini, karena membantu kita mempersempit dari mana virus itu berasal," ungkapnya.
Meskipun para ahli mengatakan bahwa kemungkinan terbesar virus berasal dari kelelawar, tetapi trenggiling menjadi hewan lain yang disebut menjadi pembawa.
Sebab, salah satu hewan yang terlibat sebagai inang perantara antara kelelawar dan manusia adalah trenggiling.
"Trenggiling adalah mamalia yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal di dunia. Daging mereka berharga, dan sisik mereka diklaim dapat dijadikan obat," kata International Union for Conservation of Nature.
• Curiga Bukan Orang Jauh, Satu Kunci Mobil Terios yang Dilarikan Pencuri Hilang 3 Bulan Lalu
• Simak 7 Tahapan Pendaftaran Kartu Pra Kerja, Syarat dan yang Harus Disiapkan Mulai Besok
Seperti dilaporkan di Nature, trenggiling tidak terdaftar sebagai barang yang dijual di Wuhan.
Namun, bisa saja trenggiling sengaja dihapus dalam daftar, mengingat perdagangannya yang ilegal.
"Apakah trenggiling adalah spesies tempat virus berasal, itu tidak jelas," kata Turner.
"Entah itu ada dalam sesuatu lain, atau berada dalam trenggiling dengan kondisi buruk, menyebar ke manusia, dan berevolusi pada manusia," sambungnya.
Prof Edward Holmes, rekan penulis pada studi di Nature, meneliti kemungkinan asal virus dengan melihat genomnya.
Ia menekankan, identitas spesies yang bertindak sebagai inang perantara virus masih belum pasti.
Sebab, tak hanya trenggiling yang mampu menjadi perantara virus untuk berevolusi pada sel manusia, tetapi juga kucing, kerbau, sapi, kambing, domba, dan merpati.
Studi lain mengklaim, trenggiling bukan termasuk dalam daftar kemungkinan.
Hal itu didasarkan pada sampel virus serupa yang diambil dari trenggiling.
Sampel pada trenggiling itu menunjukkan tidak adanya rantai asam amino yang terlihat pada Covid-19.
Penelitian yang dilakukan Holmes menyimpulkan, cerita tentang seseorang yang melakukan kontak dengan hewan di pasar Wuhan hanyalah versi potensial dari kisah asal Covid-19.
Holmes mengatakan, bisa saja ada keturunan virus yang melompat ke manusia dan kemudian beradaptasi ketika ditularkan dari manusia ke manusia.
Pernyataan Holmes berakar pada kasus pertama di Wuhan, bahwa orang pertama yang terinfeksi tidak pergi ke pasar Huanan.
Itulah mengapa ada alasan untuk meragukan kisah asal Covid-19 yang telah menyebar.
Prof Stanley Perlman, seorang ahli imunologi terkemuka di Iowa University sekaligus ahli tentang wabah turut memberikan komentar.
Menurutnya, pasar Huanan Wuhan sebagai asal virus adalah "kebetulan yang tidak dapat dikesampingkan."
Namun, kemungkinan tersebut tampaknya kurang mungkin bagi Perlman.
Sebab, materi genetik virus telah ditemukan di lingkungan pasar.
Kepada Guardian Australia, Perlman mengatakan, dia percaya adanya hewan perantara virus ke manusia.
Namun, trenggiling dianggap tidak memiliki bukti kuat untuk menjadi perantara utama.
• Nasib Vanessa Angel Saat Jadi Tersangka, Terjebak Situasi, Ini yang Dilakukan Polisi ke Istri Bibi
"Saya curiga ada evolusi dari virus yang terjadi pada hewan perantara, jika ada. Tidak ada perubahan substansial pada virus dalam tiga bulan pandemi ini, yang menunjukkan bahwa virus tersebut beradaptasi dengan baik pada manusia," jelas Perlman.
Dr Michelle Baker, ahli imunologi di CSIRO yang mempelajari virus pada kelelawar, mengatakan, dirinya ragu tentang seberapa akurat cerita tentang pasar di Wuhan.
"Ada semacam hubungan antara virus dan pasar Wuhan, karena ada orang-orang yang terpapar dari sana," kata Vaker.
Baker juga meyakini, sangat mungkin jika virus berasal dari kelelawar.
"Ini adalah kemungkinan, tetapi kita tidak akan pernah tahu. Pasar dibersihkan dengan cepat. Kita hanya bisa berspekulasi," tuturnya.
"Pasar basah ini telah diidentifikasi sebagai sumber masalah, karena memiliki spesies yang berinteraksi di sana. Ini adalah kesempatan untuk menyoroti bahaya dari mereka dan kesempatan untuk menekan virus," ucap Baker.
SUMBER : Banjarmasin Post
• Nasib Vanessa Angel Saat Jadi Tersangka, Terjebak Situasi, Ini yang Dilakukan Polisi ke Istri Bibi