Peraih Nobel dan Peneliti Asal Jepang Ini Ungkap Dahsyatnya Manfaat Puasa

Selain dipercaya kebaikan terhadap aspek rohani Ibadah puasa juga baik untuk jasmani.

Editor: Deni Satria Budi
Instagram @onebeautifulpath
Ilustrasi Ramadhan 

Di sisi lain, berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan makanan dan mencari-cari makanan yang tersisa dalam tubuh.

Proses ini membuat autophagy teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak ataupun tua di dalam tubuh.

Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun, glucagon mulai bekerja dan membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.

Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam, sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya.

Sedikit saja makanan yang masuk ke tubuh sebelum 12 jam dapat membuat proses autophagy terhenti.

Seperti dilansir Saudi Gazette, manfaat dari ibadah berpuasa ini sebaiknya tak hanya dirasakan saat Ramadan saja.

Ibadah puasa sunah yang rutin juga akan merangsang terjadinya proses autophagy lebih sering sehingga tubuh pun akan menjadi lebih sehat.

Berdasarkan temuan ini, Ohsumi berhasil memenangkan Hadiah Nobel di bidang Ilmu Fisiologi atau Kedokteran. Menurut New York Times, Ohsumi resmi menerima penghargaan bergengsi ini pada 3 November 2016. (EH)

Artikel ini telah tayang dengan judul Manfaat Dahsyat Puasa Menurut Peraih Nobel Fisiologi dan Kedokteran https://ganaislamika.com/manfaat-dahsyat-puasa-menurut-peraih-nobel-fisiologi-dan-kedokteran/

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved