Virus Corona
Mengapa China akan Terapkan Lockdown Lagi bahkan Secara Total? Begini Kondisi Sebenarnya di Sana
Mengapa China alam lockdown lagi? Terungkap kondisi sebenarnya di negeti tirai bambu tersebut.
TRIBUNJAMBI.COM - Pemerintah China bakal menerapkan lockdown total.
Sebelumnya, China berhasil mengatasi puncak penyebaran virus corona ( Covid-19) dengan cara lockdown selama dua bulan.
Kini, China yang telah berhasil melalui masa sulit puncak penyebaran SARS-CoV-2 di Kota Wuhan, harus kembali menerapkan lockdown total. ( China lockdown lagi )
Sebelumnya, aturan lockdown di Provinsi Hubei, China Tengah yang disebut episentri penyebaran Covid-19 ini dicabut pada Rabu (25/3/2020).
• 3500 Mobil Terbakar di Florida Terbakar, Berawal dari Sebuah Mobil Sewaan lalu Menjalar Beruntun
• Pakar Ini Sebut Gelombang Dua Virus Corona Bakal Terjadi jika Pemerintah Tak Ketat Social Distancing
• Rekomendasi WHO, Mulai Hari Ini Terapkan Masker untuk Semua Jika Keluar Rumah!
Penerapan lockdown tersebut berlaku hampir dua bulan atau terhitung sejak 23 Januari 2020 lalu.
Namun, pencabutan lockdown ini belum terjadi di Kota Wuhan, sebab kebijakan baru akan dicabut pada 8 April 2020.
Belum sepenuhnya selesai 'berperang' melawan virus corona, kini Kota Jia, Provinsi Henan akan kembali di lockdown setelah kasus Covid-19 kembali muncul.
Kota Jia mengeluarkan kebijakan untuk menutup semua kompleks pada Rabu (1/4/2020).
Mobilitas warga pun diawasi ketat dengan menunjukkan kartu identitas baik berkunjung maupun meninggalkan rumah.
Selain itu, standart operasional pencegahan juga dilaksanakan seperti menggunakan masker dan melakukan pengecekan suhu tubuh.
Lalu lintas kendaraan pun juga akan dibatasi.

Dikutip dari South China Morning Post, otoritas setempat pun akan melakukan tindakan drastis seperti menerapkan lockdown total.
Hal tersebut dilakukan demi menangkis gelombang virus corona kedua di tengah desakan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi China.
Wilayah yang berpenghuni 600 ribu penduduk ini akan ditutup khususnya terkait tempat bisnis.
Sementara bagian utilitas, seperti pemasok obat dan perusahaan logistik serta perusahaan pengolahan makanan akan tetap beroperasi.
Sementara dikutip dari Bloomberg.com, kebijakan ini berawal dari sebuah insiden
saat seorang wanita terinfeksi virus corona setelah mengunjungi seorang dokter.