Virus Corona

Sebut Masalah Rumah Sakit Atasi Pasien Corona Seperti Bermain PUBG, Dokter Tirta: Lupa Bawa Senjata

"Ibaratnya mau main PUBG (game online Player Unknown's Battleground), cuma lupa bawa senjata," imbuhnya.

Editor: Tommy Kurniawan
Instagram dr Tirta
Dokter Tirta 

TRIBUNJAMBI.COM - Meningkatnya jumlah kasus virus corona di Indonesia membuat pemerintah banyak dikritik oleh sejumlah pihak.

Nama Dokter Tirta Mandira Hudhi menjadi satu diantara orang yang cukup sering memberikan kritik kepada pemerintah soal penanganan virus corona.

Awalnya Influencer Dokter Tirta Mandira Hudhi menjelaskan tentang persoalan yang dialami rumah sakit dalam menangani pasien virus corona yang makin bertambah.

Ia menyinggung mengenai kekurangan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan petugas kesehatan dan adanya sejumlah instruksi yang dikatakannya kurang terlaksana dengan baik.

Negaranya Babak Belur Dihantam COVID-19, Perdana Menteri Italia Curahkan Cerita Ini Sambil Menangis

Banyak yang Tak Percaya Nenek 99 Tahun Sembuh Dari Virus Corona!Ternyata Rajin Konsumsi Makanan Ini

Suami Kerap Tertidur Setelah Hubungan Badan, Istri Jangan Ngambek! Ini Penjasan Medis

Benny Moerdani Bikin Syok Mantan Sniper SAS yang Dulu Pernah Hampir Membunuhnya, Katakan Hal Ini

Pada acara E Talk Show, Jumat (3/4/2020), Tirta menyampaikan bahwa petugas medis yang menangani virus corona diibaratkan seperti prajurit perang yang tidak diberi perlengkapan tempur.

"Yang pertama kesulitan APD, jadi ibarat kita mau perang tapi kita nggak ada pakaiannya," ujar Tirta.

"Ibarat mau main PUBG (game online Player Unknown's Battleground), cuma lupa bawa senjata," imbuhnya.

Ia kemudian menyinggung standar operasional prosedur (SOP) yang diberikan oleh pemerintah yang dinilainya masih kurang tertata.

"Kedua adalah SOP yang berantakan, SOP rumah sakit itu udah bagus, tapi SOP yang diberikan oleh pemerintah kepada rumah sakit itu terlalu pendek jedanya, sehingga bawahan-bawahannya tidak bisa adaptasi dengan baik," jelas Tirta.

Ia menambahkan bahwa SOP yang masih berantakan tersebut dapat menyebabkan rumah sakit yang ada di daerah tidak siap menangani pasien yang ternyata positif Virus Corona.

"Contoh rumah sakit di Jakarta udah siap pasti, tapi anggap saja pasien Corona tiba-tiba yang nggak ke detect pergilah ke sebuah daerah yang terpecil di luar Jakarta, rumah sakitnya siap nggak? Nggak," jelas Tirta.

"Jadi SOP-nya tu belum merata di seluruh Indonesia, itu menyebabkan penyebarannya cepat," imbuhnya.

Tirta kemudian menjelaskan mengenai masalah ketiga yang dihadapi oleh rumah sakit.

Ia menyebutkan bahwa penumpukan pasien yang dialamai sejumlah rumah sakit disebabkan oleh kurangnya ketegasan pemerintah untuk memaksa masyarakat agar tetap berdiam diri di rumah.

Isolasi mandiri tersebut berfungsi untuk memutus rantai penularan virus, sehingga pasien tidak semakin bertambah.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved