Kisah Militer RI
Cara Tak Biasa Kopassus Basmi Musuh, Tak Pakai Baret Merah Tapi Gunakan Celana Jeans Biru Robek
Cara Tak Biasa Kopassus Basmi Musuh, Tak Pakai Baret Merah Tapi Gunakan Celana Jeans Biru Robek-robek
TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan khusus kepunyaan TNI AD ini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Miliki nyali besar, misi apapun dilibasnya.
Kisah heroik Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat dikirim ke Timor Timur menjalankan misi super rahasia.
Diketahui, Selain bertempur para prajurit Kopassus juga dibekali kemampuan infiltrasi ke wilayah lawan tanpa terdeteksi.
Satu di antaranya misi rahasia Komando Pasukan Khusus yang satu ini.
Kopassus dikirim untuk memasuki wilayah Timor Timur atau sekarang bernama Timor Leste.
Pasukan Kopassus waktu itu masuk ke wilayah Timor Timur tanpa menggunakan seragam dan baret merah kebanggaan.
• PROFIL& Sejarah Sat 81 Kopassus Lahirnya Pasukan Siluman yang Diturunkan Memburu KKB Papua
• Nasib Anak-anak Artis Terkenal Ini, Pilih Mengabdi Pada Negara Jadi Polisi hingga Anggota Kopassus
• Hujan Peluru di Saparua 1999, Peluru Sniper Musuh Incar Kepala Kopassus, Denjaka dan Paskhas
• Cukup Kirim Segelintir Kopassus Misi sudah Beres, Rahasia Tempur Pasukan Khusus
• INTEL Kopassus Nyamar Jadi Pedagang Durian Masuk ke Markas GAM, Beberapa Kali Mengecoh Patroli TNI
Ketika militer Indonesia (ABRI) berencana akan melakukan operasi militer ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) demi mendukung rakyat yang mau berintegrasi dengan RI, langkah awal yang ditempuh adalah melancarkan operasi intelijen terlebih dahulu.
Demi melancarkan operasi intelijen itu, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) mendirikan semacam markas (safe house) di Motaain, Belu, NTT yang berfungsi untuk membentuk jaringan dengan kelompok-kelompok pro integrasi yang ada di Tim-Tim.
Petinggi Bakin yang mengendalikan operasi intelijen di Motaain adalah Ketua G-1/Intelijen Hankam, Mayjen Benny Moerdani.
Sebagai tokoh intelijen yang dikenal agresif, meskipun belum ada kepastian kapan operasi militer terbuka oleh ABRI dilaksanakan, Mayjen Benny diam-diam telah menyusupkan personel intelijennya.
Para personel Kopassus yang tergabung dalam tim kecil intelejen tersebut dinamakan tim Nanggala.
Sebagai tim kecil intelijen Kopassus, personel Nanggala berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha (Kopassandha).
Sejak itulah, seluruh operasi Sandiyudha (intelijen tempur) dalam bentuk tim-tim kecil diberi nama sandi Nanggala.
Tim Nanggala tersebut menggunakan senjata non organik TNI yaitu AK 47.
Dalam berbagai pertempuran sepanjang tugas operasi di Timor Portugis selain AK 47 anggota Nanggola 2 juga menggunakan RL atau Rocket Launcher.
Para awak pesawat militer dan awak pesawat sipil yang mendukung operasi ini juga berstatus sebagai sukarelawan.