Riki Rachman Permana Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi dan Terawan, Akhirnya Pikirannya Tersadarkan
Setelah itu, Riki pun menyadari, jika ia terbuka justru bisa lebih mudah untuk menunjukan bagaimana penanganan corona dari sisi pasien.
Riki menyadari, jika ia terbuka justru bisa lebih mudah untuk menunjukan bagaimana penanganan corona dari sisi pasien .
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah surat disampaikan seorang pasien positif corona bagi Presiden Jokowi dan Menkes Terawan Putranto.
Surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto disampaikan seorang pasien positif corona asal Cirebon, Jawa Barat.
Adalah Riki Rachman Permana, pasien positif corona ini menuliskan beberapa kegelisahannya dalam sebuah surat terbuka itu.
• Kemenkes Umumkan Kelompok Baru; Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19, Apa Bedanya dengan ODP?
• Ini yang Dilakukan Republik Ceko untuk Tekan Jumlah Pasein Positif Covid-19, Wajib Dicontoh
• Kisah Suami yang Ketagihan Selingkuh dengan Istri Orang, Berawal dari Grup Reuni di Whatsapp
Ia menuliskan beberapa hal terkait penanganan pasien corona yang ia alami.
Tepat pada Rabu (1/4/2020) kemarin, adalah hari ke-25 ia di karantina di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon.
Riki, sapaan akrabnya, membagikan surat terbukanya itu melalui akun Twitter miliknya, pada Jumat (27/3/2020) lalu.
Dalam suratnya, Riki menuliskan beberapa kendala yang ia alami, selama menjadi pasien positif corona.
Di antaranya, lamanya hasil tes swab keluar, tim dokter yang direpotkan urusan birokrasi dan keterbatasan APD bagi tenaga medis.
Hingga Kamis (2/4/2020), surat terbuka Riki telah mendapat berbagai respon dari warganet.
Surat tersebut telah di retweet sebanyak 20,8 ribu kali dan disukai 18,8 ribu kali di Twitter.
Ada kisah di balik penulisan surat terbuka yang dikirim Riki.
Kepada Tribunnews, Riki mengatakan alasannya membuka diri sebagai pasien positif corona dan menuliskan surat terbuka.
Awalnya, Riki ikut tergerak saat mengetahui ada banyak publik figure yang terbuka atas status kesehatannya.
Setelah itu, Riki pun menyadari, jika ia terbuka justru bisa lebih mudah untuk menunjukan bagaimana penanganan corona dari sisi pasien.
"Kenapa pada akhirnya saya open, karena saya lihat mulai banyak publik figur yang mulai terbuka."