Kebijakan Cegah Penyebaran Corona
Puluhan Santri Pemondokan Jawa Tengah Tiba di Sarolangun, Kadinkes: Langsung Lapor ke Puskesmas
Namun pihak Dinas Kesehatan Sarolangun mengimbau kepada seluruh santri tersebut saat setibanya di rumah segera melapor ke puskesmas dan bidan desa...
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Puluhan santri dan santriwati yang melakukan pemondokan di Pulau Jawa telah tiba di Sarolangun, Rabu (1/4/2020).
Setelah melakukan perjalanan jauh, tempat pertama mereka tiba adalah di RSUD Sarolangun.
Tampak menggunakan bus, satu persatu dari mereka melakukan screening protokol kesehatan.
Terdata ada 23 santri dan santriwati dari pemondokan Jawa Tengah. ( virus corona di Sarolangun )
• Pemkab Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh Jalin Kerja Sama Tangani Corona
• Ketua DPRD Muarojambi, Sudah Ajukan Nama Plt Sekwan, Yuli: Bupati yang Memutuskan
• Tekan Penybaran Covid-19, Orang Keluar-Masuk di Batas Provinsi Jambi Diperiksa
Setelah dalam proses screening dan pemeriksaan, puluhan santri tersebut diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Namun pihak Dinas Kesehatan Sarolangun mengimbau kepada seluruh santri tersebut saat setibanya di rumah segera melapor ke puskesmas dan bidan desa setempat. Hal ini karena kedepan akan dilakukan pemantauan terkait gejala virus corona.
"Agar kita dapat selalu memantau. Jika ada keluhan ataupun perubahan pada diri atau nafas sesak, demam, suhu badan tinggi, tolong segera diinformasikan petugas kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sarolangun, Bambang.
Katanya, pemeriksaan pada saat ini kepada puluhan santri tersebut tidak ada gejala apapun ketika diperiksa tim kesehatan.
"Mereka ini kita anggap OTG (Orang Tanpa Gejala) namun perlu pengawasan dan isolasi mandiri," ujarnya.
Salah seorang santri, Dadan mengaku jika saat pertama melakukan perjalanan dari pulau Jawa memang tidak ada pemeriksaan khusus. Seperti penyemprotan disinfektan dan terkait kesehatan mereka.
"Tidak ada pemeriksaan, langsung masuk bis, di jalan ya stop untuk makan, pertama di Tol Cikampek dan di Lampung," ujarnya.
(Tribunjambi.com/ Wahyu Herliyanto)