Pengawasan Jalur Masuk Wilayah
Bupati Tanjabtim Siap Lakukan Karantina Penuh, Ini Dampak yang Harus Diterima Jika Terjadi
Jika lockdown berkepanjangan, Romi bahkan menyatakan siap membatalkan seluruh proyek infrastruktur tahun ini demi memenuhi kebutuhan dukungan logistik
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Guna antisipasi mewabahnya virus corona di Tanjab Timur, Bupati Romi menyatakan siap mengambil langkah lockdown (karantina penuh), bahkan siap mengorbankan proyek infrastruktur.
Dengan kebijakan tersebut tentu akan beresiko, di antaranya mengharuskan distribusi logistik ke seluruh warga.
“Jika memang langkah terbaik adalah lockdown, kita siap. Kita sudah hitung, kebutuhan logistik kita mencukupi untuk satu bulan kedepan,” tegas Romi, Senin (30/3/2020).
Jika lockdown berkepanjangan, Romi bahkan menyatakan siap membatalkan seluruh proyek infrastruktur tahun ini demi memenuhi kebutuhan dukungan logistik bagi warganya.
• Kabar Duka Kadispen TNI AU Benarkan Seorang Anggota Meninggal Dunia, Terpapar Virus Corona?
• Covid-19 Diperkirakan Berakhir Juni 2020, Bisa Lebih Cepat Jika Masyarakat Ikuti Saran Peneliti Ini
• Kangen Ngopi di Kedai Kopi? Yuk Bikin Kopi Dalgona di Rumah Sendiri, Cukup 3 Bahan Ini
Namun, pihaknya masih menunggu peraturan pemerintah tentang tata cara karantina untuk daerah yang saat ini kabarnya sedang disiapkan.
"Jika pemerintah pusat mengijinkan, kita siap melaksanakan. Berarti tahun ini proyek infrastruktur kita tiadakan, kita alihkan untuk dukungan logistik masyarakat," ujarnya.
Dikatakannya pula, pihaknya telah menghitung kebutuhan untuk biaya penanganan yang jumlahnya mencapai 54 ribu KK dibutuhkan anggaran sekitar Rp 110 miliar perbulan.
Menurut Romi diberlakukannya karantina penuh cukup perlu dilakukan, mengingat saat ini sama sekali tidak ada jaminan keamanan terhadap penyebaran virus corona ini.
Dia juga tak malu mengakui bahwa Tanjabtim tidak dalam posisi siap jika Corona mewabah di daerah itu.
Karena itu ia bersama seluruh jajaran pemerintah daerahnya sepakat mulai membatasi akses keluar masuk orang ke wilayah Tanjabtim.
“Saat ini kita butuh kebersamaan, kami terpaksa mengambil langkah tidak populis dengan mulai membatasi keluar masuk orang dari dan ke luar daerah, tentu ini demi melindungi warga Tanjabtim secara menyeluruh, khusus PNS kita siapkan sanksi bagi yang masih keluar dari Tanjabtim,” tandasnya.
Untuk diketahui, sejak Rabu (25/3/2020), sejumlah pintu masuk ke Tanjabtim sudah dijaga aparat.
Mobil angkutan travel tujuan luar kota diminta kembali dan tidak meneruskan perjalanan. Begitu juga mobil yang masuk asal luar daerah, dilakukan pemeriksaan ketat.
Yang diijinkan masuk adalah angkutan pembawa logistik sembako, BBM, gas dan obat-obatan. Itupun harus melalui sejumlah pemeriksaan oleh petugas di perbatasan.
(Tribunjambi.com/ Abdullah Usman)
