Virus Corona

Ajukan Berkali-kali ke Pemerintah Pusat, IDI: Kalau Tidak Ada APD Kami Mati!

Harry menyampaikan, ruangan khusus untuk dokter itu penting untuk memastikan dokter sehat dan tidak terjangkit virus.

Editor: Tommy Kurniawan
ISTIMEWA
Alat Pelindung Diri (APD) 

TRIBUNJAMBI.COM - Jumlah pasien yang terpapar virus corona kini terus bertambah.

Kini Pemerintah Pusat masih dipusingkan dengan wabah virus corona yang tak kunjung hilang di Indonesia.

Meningkatnya wabah virus corona mempengaruhi tenaga medis meningkatkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Di beberapa wilayah, mulai terjadi kelangakaan APD meski pasien terus meningkat.

Kepala Dinas Kesehatan Ini Berani Umumkan Dirinya Kena Virus Corona, Sempat Komunikasi dengan Media

Tubuhnya Sempat Drop Parah, Via Vallen Kini Jalani Tes Virus Corona, Begini Hasilnya

5 Daerah Wilayah Indonesia Ini Positif Umumkan Local Lockdown Akibat Corona, Dari Garut hingga Tegal

Penjarahan Besar Terjadi Akibat Lockdown Corona di Italia: Kami Tak Punya Uang, Butuh Makan!

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Aceh Utara, dr Harry Laksmana mengatakan, sejawat dokter yang bernaung di bawah organisasi profesi itu berkali-kali meminta agar pemerintah pusat menyiapkan APD.

Para dokter yang bekerja di puskesmas sempat ketakutan karena tidak tersedianya APD di puskesmas.

Kondisi itu mengancam keselamatan dokter.

Apalagi, dokter di puskesmas bertugas untuk mendeteksi Orang Dalam Pemantauan (OPD) dan Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Teman-teman sejawat itu bilang, ketakutan juga mendeteksi OTG dan ODP. Ini garda depan. Kalau PDP sudah pasti di rumah sakit rujukan,” kata Harry saat dihubungi, Minggu (29/3/2020).

Harry sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin untuk menyediakan APD khusus di puskesmas.

“Saya dengar sudah ada sekarang APD di puskesmas dalam jumlah terbatas, ini kabar baik. Kami siap bertempur garda depan. Namun, juga lindungi juga peralatan tempur kami. Kalau tidak ada APD, kami mati,” ucap Harry.

Harry menyarankan agar ODP dijaga oleh militer seperti TNI/Polri.

Sehingga tertib menjalani masa karantina di rumah selama 14 hari.

Untuk itu, Harry terus berkomunikasi soal strategi penanganan virus dengan sejumlah pihak di kabupaten itu.

Termasuk ruang isolasi khusus untuk dokter yang menangani pasien.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved