Pertempuran 30 Kopassus vs 3.000 Pemberontak, Begini Cara Cerdas yang Digunakan untuk Menang
Kejadiannya berawal pada tahun 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak, TNI kembali diminta oleh PBBB...
TRIBUNJAMBI.COM - Bisa dibilang, pasukan elite negara lain mungkin tidak akan berani melakukan.
Memang, kisah Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) yang ini sangat menegangkan.
Bagaimana tidak, 30 orang Kopassus melawan sekira 3.000 pemberontak.
Kalau bicara tentang tentara pastilah yang terbayang di benak kita adalah seseorang yang mengenakan baju loreng dan menenteng senjata.
• Sabar Menyamar Selama Satu Tahun di Desa, Intel Kopassus Disuruh Sembunyikan Istri Panglima Musuh
• Pertempuran Kopassus di Hutan Kalimantan1964, Pasukan Elite Inggris Kocar-kacir Kabur
• Anggota Kopassus Berkaki Satu yang Selalu Dicari Soeharto, selalu Dibela Benny Moerdani Mati-matian
• Kisah Penyamaran Prajurit Kopassus. Pura-pura Mati Tidur di Tumpukan Mayat 5 Hari
Banyak film-film yang mengisahkan tentang cerita peperangan produksi negeri Paman Sam yang mengambil latar belakang kisah nyata yang dialami oleh veteran prajurit perang seperti Saving Private Ryan, Band of Brothers, Dunkirk dan tentunya sang pahlawan layar kaca Rambo yang bisa menghadapi puluhan musuh hanya seorang diri.
Tapi banyak yang tahu bahwa ternyata TNI ad pernah membuat dunia kagum sekaligus tercengang dengan apa yang dilakukan.
Dilansir reporter Grid.ID dari Artileri.org, Koppasus sebagai unsur TNI pernah menjalankan misi yang dianggap mustahil oleh seluruh angkatan bersenjata di dunia.
Kejadiannya berawal pada tahun 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak, TNI kembali diminta oleh United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kembali mengirim pasukan perdamaian ke Kongo.
Di bawah pimpinan Letjen TNI Kemal Idris pasukan perdamaian indonesia tersebut diberi nama Kontingen Garuda III (Konga III) yang anggotanya diambil dari Batalyon 531 Raiders, satuan-satuan Kodam II Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur tempur lainnya termasuk Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Konga III berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962 dan akan bertugas di Albertville, Kongo selama delapan bulan di bawah naungan UNOC (United Nations Operation in the Congo).
Daerah yang menjadi medan operasi pasukan Garuda terkenal sangat berbahaya karena di situ terdapat kelompok-kelompok milisi atau pemberontak pimpinan Moises Tsommbe yang berusaha untuk merebut daerah tersebut karena kaya akan sumber daya mineral.
Kisah heroik pasukan Kopassus saat menjadi pasukan perdamaian PBB di Kongo
Kopassus Garuda 3 di tahun 1961 sebelum melakukan aksi heroik di Kongo
• Rahasia Tempur Kopassus yang Efektif dan Efisien, Pantas Saja Hanya Kirim Segelintir Orang
Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat, mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia yang pada tahun 1962 Indonesia sedang gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan, tapi di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.
Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik, sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.
Bukan hanya soal perang melulu, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan, seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.