Virus Corona

Tangis Pilu Perawat di Italia, Berjuang Di Antara Rasa Takut Menyaksikan Pasien Covid-19 Berjatuhan

Di luar dugaan, ternyata Warga Italia menjadi korban terbanyak keganasan virus Corona (Covid-19).

Editor: Heri Prihartono
AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT
Para pekerja medis dilengkapi pakaian pelindung memindahkan seorang pasien diduga terinfeksi virus corona (tengah) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam, di daerah Cheongdo, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Di luar dugaan, ternyata Warga Italia menjadi korban terbanyak keganasan virus Corona (Covid-19).

Berdasar data Worldmeters, jumlah kasus global per 23 Maret 2020 malam 353.759 kasus di mana 15.419 jiwa.

Ini lah kisah perawat di Italia yang menjadi saksi kematian sepertiga korban Covid-19 yang sering disebut tsunami corona.

"Semua orang menyebut kami pahlawan, tapi saya tidak merasa seperti itu."

Paolo Miranda adalah seorang perawat di ruang perawatan intensif di satu-satunya rumah sakit di Cremona.

Kota kecil di wilayah Lombardy, Italia, ini merupakan pusat wabah virus corona.

Setidaknya 2.167 orang telah terinfeksi virus itu dan sebanyak 199 di antara mereka telah meninggal.

Seperti banyak rekan-rekannya, dia bekerja sif selama 12 jam tanpa henti selama sebulan terakhir.

"Kami adalah profesional, tetapi kami kelelahan.

Saat ini, kami merasa seperti berada di parit dan kami semua takut."

Paolo Miranda

Paolo Miranda adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit di Italia, yang menjadi pusat wabah Covid-19/PAOLO MIRANDA.

Paolo suka mengambil foto, dan memutuskan untuk mendokumentasikan situasi suram di dalam unit perawatan intensif.

"Saya tidak pernah ingin melupakan apa yang terjadi. Ini akan menjadi sejarah, dan bagi saya gambar lebih kuat daripada kata-kata."

Dalam fotonya, ia ingin menunjukkan kekuatan rekan-rekannya - tetapi juga kerapuhan mereka.

"Suatu hari, tiba-tiba salah seorang kolega saya mulai berteriak dan melompat-lompat di koridor.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved