Tak Perlu Panik dan Cemas, Ada 10 Kabar Baik Hari Ini tentang Virus Corona atau Covid-19

Ada secercah harapan di pagi yang indah ini. Di tengah suasana gelisah, cemas, panik, khawatir yang melanda warga dunia, ada kabar baik

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
TribunJambi
Ilustrasi obat covid-19 

Berdasarkan pemberitaan New York Post, sebuah tim ilmuwan Kanada akhirnya mengisolasi dan menumbuhkan salinan Virus Corona, yang saat ini dapat membantu mereka mempelajari patogen untuk mengembangkan pengujian, perawatan, vaksin yang lebih baik, dan mendapatkan pemahaman yang rigid tentang kajian biologinya.

4. Polusi udara telah merosot di sejumlah kota akibat karantina

Analis dari Washington Post mencatat ada penurunan drastis gas rumah kaca utamanya di Eropa karena orang-orang melakukan karantina dan mengakibatkan mobil ( kendaraan pribadi ) tetap terparkir di rumah.

Sementara itu, pakar ekonomi perubahan iklim di Universitas Teknologi Georgia yang telah memperlajari kebijakan iklim Italia, Emanuele Massetti mengungkapkan, dalam beberapa hari ke depan orang-orang di Italia utara akan menikmati udara terbersih yang pernah ada.

Kondisi ini juga terjadi di China setelah terjadinya kebijakan lockdown besar-besaran saat melonjaknya kasus Virus Corona. Sebuah analisis yang dilakukan oleh situs iklim Carbon Brief menyebutkan bahwa terdapat penurunan penggunaan energi dan emisi di China sebanyak 25 persen.

5. Peneliti Johns Hopkins klaim antibodi dari pasien sembuh membantu melindungi orang yang rentan

Sebuah tim dari Johns Hopkins University, AS bersama banyak peneliti lain sedang mempelajari apakah antibodi dari pasien yang pulih/sembuh dari Virus Corona dapat membantu melindungi orang-orang yang berisiko/rentan terinfeksi Virus Corona.

Dalam sebuah makalah baru, para ahli penyakit menular menjelaskan bagaimana antibodi virus, yang terkandung dalam serum darah pasien yang sudah pulih dari coronavirus baru, kemudian dapat disuntikkan ke orang lain, menawarkan mereka perlindungan jangka pendek.

Formula medis yang telah lama ini, disebut terapi antibodi pasif, telah ada sejak akhir abad ke-19, dan secara luas digunakan selama abad ke-20 untuk membantu membendung wabah campak, polio, dan influenza.

"Penempatan opsi ini tidak memerlukan penelitian atau pengembangan," ujar ahli imunologi, Arturo Casadevall pada Science Alert. "Itu bisa digunakan dalam beberapa minggu karena bergantung pada praktik bank darah standar. Pemberian antibodi pasif menjadi cara untuk memberikan kekebalan langsung kepada orang yang rentan," ujar para peneliti.

6. China bangkit kembali, membuka taman dan melonggarkan pembatasan perjalanan

Sementara itu, ketika Virus Corona baru terkendali atau mulai mereda di China, pemerintah setempat telah membuka taman dan tempat wisata di seluruh negeri, dan juga pembatasan perjalanan.

"Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, wabah telah melewati puncaknya, dan angka tersebut nampaknya mendukung klaim tersebut," ujar pemberitaan dari South China Morning Post pada Kamis (19/3/2020).

Mengenal Obat Avigan dan Klorokuin, Indonesia Siapkan 2 Juta dan 3 Juta Butir Anti Virus

7. Peneliti Australia sedang menguji dua obat untuk melawan Virus Corona

Para ilmuwan di Australia mengklaim telah mengidentifikasi bagaimana sistem kekebalan tubuh melawan Virus Corona jenis baru atau SARS-CoV-2. Diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, penelitian menunjukkan orang-orang sembuh dari Virus Corona, seperti mereka sembuh dari flu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved