Sempat Disebut Penyebar Wabah, China 'Tebus Dosa' Kirimkan Bantuan Lawan Virus Corona (Covid-19)

Beijing telah menghujani negara-negara Eropa yang sedang berjuang melawan virus corona, dengan beragam bantuan.

Editor: Suci Rahayu PK
MOURA BALTI TOUATI/EPA-EFE
Tumpukan kardus berisi persediaan alat medis dan alat-alat perlindungan pribadi, yang dikirim China untuk wilayah Lombardia di Italia. Stok barang diletakkan dalam sebuah gudang di Rho, luar Milan, pada 20 Maret 2020. Dari sini barang-barang akan didistribusikan ke daerah-daerah. 

Semudah itukah China membalikkan citranya? Tentu tidak, karena baru-baru ini Negeri "Tirai Bambu" harus terlibat adu mulut dengan Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Donald Trump berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus China".

Tumpukan kardus berisi persediaan alat medis dan alat-alat perlindungan pribadi, yang dikirim China untuk wilayah Lombardia di Italia. Stok barang diletakkan dalam sebuah gudang di Rho, luar Milan, pada 20 Maret 2020. Dari sini barang-barang akan didistribusikan ke daerah-daerah.
Tumpukan kardus berisi persediaan alat medis dan alat-alat perlindungan pribadi, yang dikirim China untuk wilayah Lombardia di Italia. Stok barang diletakkan dalam sebuah gudang di Rho, luar Milan, pada 20 Maret 2020. Dari sini barang-barang akan didistribusikan ke daerah-daerah. (MOURA BALTI TOUATI/EPA-EFE)

Trump juga menuduh China kurang memberi informasi secara transparan, yang berakibat jumlah kasus virus corona kini mencapai 240.000 di seluruh dunia.

Dalam sebuah konferensi pers Kamis (19/3/2020), orang nomor satu di Negeri "Uncle Sam" tersebut mengatakan "dunia harus membayar mahal".

Tak pelak, kalimat yang terlontar dari mulut Trump langsung memantik api pertikaian.

Kementerian Luar Negeri China membalasnya pada Jumat (20/3/2020), mengatakan bahwa AS berusaha "mengalihkan kesalahan" atas pandemi ini.

Para analis mengatakan pertikaian ini membuat China punya keuntungan untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin global alternatif, ketika AS sedang berjuang melawan virus di wilayahnya.

"Sekarang dengan pemerintah AS yang dipimpin Trump gagal memberi respons internasional yang bermakna, dan Uni Eropa sibuk dengan respons nasionalnya, China punya kesempatan mengisi tempat yang kosong."

Pendapat ini diutarakan oleh Marina Rudyak, seorang pakar bantuan luar negeri China di Universitas Heidelberg, Jerman.

Dengan melakukan pendekatan ini, China mencoba untuk menulis ulang narasi Covid-19, dan menangkis kritik yang mengarah ke transparansi informasi wabah.

"Kini, China menjelma jadi penyelamat negara-negara lain, yang entah menunda responss atau kurang siap daripada China," lanjut Rudyak dikutip dari AFP.

Presiden Xi Jinping telah menjanjikan bantuan pada Italia dan Spanyol, dua negara di Eropa dengan dampak terparah akibat virus corona.

Kantor berita Xinhua melaporkan, Xi telah berbicara dengan Perdana Menteri Italia dan Spanyol melalui penggilan telepon.

Uni Eropa "bersyukur" Dua tim medis China telah dikirim ke Italia sebagai perwujudan solidaritas tingkat tinggi dengan mitra Uni Eropa.

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan di Twitter pekan ini bahwa China akan "segera" mengirim dua juta masker ke Eropa.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved