Virus Corona

Korea Utara Klaim Nihil Kasus Virus Corona, Ahli Sebut Sesuatu yang Mustahil

Saat negara lain darurat virus corona, justru Korea Utara mengklaim negaranya nihil kasus infeksi Covid-19.

Editor: Heri Prihartono
KIM WON-JIN
North Koreans attend a mass rally to celebrate the North's declaration on November 29 

TRIBUNJAMBI.COM - Saat negara lain darurat virus corona, justru Korea Utara  mengklaim negaranya nihil kasus infeksi Covid-19.

Para ahli mengatakan jika klaim Korea Utara soal nihil kasus virus corona hal itu yang mustahil.

Mereka malah mengaku khawatir dengan kebenaran yang mengerikan terkait virus corona tersebut.

Diketahui, Korea Selatan memiliki lebih dari 8.500 kasus Covid-19.

Belum lagi China dengan angka kasus lebih 80.000 kasus.

Menurut para ahli, klaim Korea Utara sangat mustahil karena jumlah perdagangan lintas batas antara Korea Utara dan China.

"Tidak mungkin Korea Utara tidak memiliki satu kasus virus corona," kata mantan analis CIA di Korea Utara, Jung H Pak yang sekarang bekerja untuk Brookings Institute di AS.

 

Lebih jauh, Pyongyang, ibu kota Korea Utara bersikeras telah mengambil langkah untuk menutup perbatasannya.

Pihak berwenang juga telah mengurangi perdagangan dengan China serta menempatkan pembatasan pada diplomat asing dan staf internasional yang berbasis di China.

Pembatasan perbatasan mulai berlaku setelah konfirmasi resmi wabah pada Januari 2020.

Dengan demikian, tampaknya, sangat mungkin beberapa kasus infeksi menyebar ke Korea Utara.

Media pemerintah Korea Utara pada hari Selasa merilis foto-foto pemimpin negara itu, Kim Jong Un menonton latihan oleh sub-unit artileri jarak jauh militer
Media pemerintah Korea Utara pada hari Selasa merilis foto-foto pemimpin negara itu, Kim Jong Un menonton latihan oleh sub-unit artileri jarak jauh militer (KCNA via Yonhap dan EPA)

Latihan Militer di Korea Utara Berkurang

Komandan Pasukan As Korea Jenderal Robert Abrams mengatakan, kegiatan militer di Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir berkurang.

Menurut dia, hal ini sebagai bukti dampak pandemi global corona.

Jenderal Abrams yakin kasus infeksi virus corona sedang terjadi.

"Korea Utara adalah negara tertutup, jadi kami tidak bisa mengatakan dengan tegas, mereka memiliki kasus," kata Jenderal Abrams kepada wartawan, Jumat (13/3/2020) lalu. 

"Namun kami cukup yakin mereka memilikinya," terangnya.

Lebih jauh, Jenderal Abrams mengatakan, angkatan bersenjata Korea Utara juga telah dikarantina selama sekitar 30 hari.

Baru belakangan ini mereka memulai pelatihan rutin lagi.

"Sebagai contoh, mereka tidak menerbangkan pesawat selama 24 hari," terang Jenderal Abrams.

 

Kementerian Unifikasi Korea Selatan Buka Suara

Terkait hal ini Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengklaim bulan lalu, Pyongyang melaporkan kepada Wolrd Health Organization (WHO) telah menguji 141 kasus yang diduga virus corona.

Dari 141 kasus itu, semuanya dinyatakan negatif terinfeksi virus corona.

Media Korea Selatan mengutip narasumber anonim mengatakan, klaim nol kasus di Korea Utara tidak benar.

Sebenarnya ada korban jiwa di Korea Utara.

Bulan lalu jurnalis Roy Calley dalam bukunya Look With Your Eyes and Tell The World, menyuarakan keraguannya tentang klaim Korea Utara.

"Jika Korea Utara telah menutup perbatasannya untuk wisatawan, maka Anda dapat menjamin ada masalah dengan virus," kata Roy Calley kepada Express.co.uk.

"Mereka masih putus asa untuk mengizinkan orang masuk," tambah Roy Calley.

"China adalah sekutu terdekatnya, jadi ini bukan keputusan yang bisa dianggap enteng," terang Roy Calley.

 

Menghadapi Virus Corona

Roy Calley menambahkan kekhawatiran dampak wabah yang akan meluas.

"Perasaan saya mengatakan itu tidak akan bisa," terang Roy Calley.

"Saya tidak pernah dibawa ke rumah sakit pada kunjungan saya," tuturnya.

Dia memperkirakan Korea Utara akan berjuang untuk menahan wabah tersebut.

"Mereka hampir pasti akan mencari bantuan dari luar, tetapi tidak ada yang akan menghasilkan perubahan sikap atau perubahan rezim," tambah Roy Calley.

Diketahui, 38 situs web Utara yang memantau kegiatan Korea Utara juga mengatakan, negara itu tidak siap untuk menghadapi wabah.

Sebuah blog yang ditulis oleh Esther S Im dan Andray Abrahamian juga buka suara.

"Wabah dapat menghancurkan mengingat buruknya kondisi sektor kesehatan publik Korea Utara dan kerja sama internasional yang cepat akan diperlukan untuk penahanan dan perawatan jika itu terjadi sebagai bagian dari manajemen kesehatan global," tulisnya.

“Korea Utara juga harus secara aktif memfasilitasi kerja sama jangka pendek dengan mengembalikan akses bagi agen-agen bantuan yang relevan dan mencabut pembatasan bagi pekerja bantuan untuk kembali dan melakukan perjalanan di dalam negeri.

“Korea Utara muncul dari SARS dan Ebola (jelas) tanpa kasus. Kami tidak dapat mengandalkan hasil yang sama untuk COVID-19. "

Lebih jauh, Express.co.uk telah menghubungi WHO untuk meminta mereka mengomentari klaim Korea Utara.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

32 Orang Warga Deli Serdang Alami Keracunan Usai Menyantap Bakso Bakar, Begini Kondisinya Kini!

Jumlah Pasien Positif Virus Corona 309 Tersebar di 16 Daerah, DKI Jakarta Melonjak 210 Kasus

Imbas Virus Corona, Majalah Playboy Berhenti Cetak dan Beralih ke Media Digital

Rumah Sakit Rujukan & No Telepon Pencegahan & Pengendalian Penularan Virus Corona (Covid-19) Jambi

6 Modus Penipuan Via SMS, Jangan Tertipu Pendurian Data Chat V dan Aktifkan Auto TP

Acara TV yang Bisa Anda Saksikan Jumat 20 Maret 2020, Berikut Jadwal Siarannya yang Tayang

Kamis (19/3) Sore Rupiah Sentuh Level Rp 16.053 per Dolar AS

Siapa Sebenarnya Roger Mayweather? Orang Terpenting Bagi Floyd Mayweather Jr Meninggal Dunia

Aktor Moon Ji Yoon Meninggal Dunia, Deretan Film Korea yang Pernah Dibintanginya

Firasat Ibunda Nike Ardilla Sebelum Artis Kecelakaan, Tangis Pecah Dengar Mama Aku Ingin Pulang

 
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved