Kopassus Ditembaki saat Masih Pakai Parasut, Hujan Peluru di Dili 1976

Mereka bertugas merebut lokasi-lokasi strategis dari tangan musuh, yakni kantor gubernur, lapangan terbang dan pelabuhan.

Editor: Duanto AS
Kompas.com
Penerjun TNI 

Semula, tugas ini dipandang mudah. Apalagi, informasi intelijen menyebutkan Tropaz dan Fretilin diyakini seperti hansip dan kamra.

Setelah terjun ke medan pertempuran, ternyata informasi tersebut salah, musuh menembaki pasukan TNI secara membabi buta.

Tugas semakin berat karena tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan, depan kantor gubernur, sebuah lokasi yang sangat terbuka dari tembakan musuh.

Hanya prajurit nekat yang bisa melakukannya.

Setelah mencapai darat, Mayor Atang segera memberikan tugas tersebut kepada dua prajuritnya, yakni Koptu Sugeng dan Koptu Suhar.

Sedangkan dia memberikan tembakan perlindungan, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.

Koptu Sugeng dan Koptu Suhar langsung berlari menuju lokasi pengibaran bendera.

Dengan cepat, bendera Fretilin segera diturunkan, diganti dengan merah putih. Sementara, suara desingan peluru sudah semakin dekat.

Merah putih baru setengah naik, satu peluru mengenai kaki Koptu Sugeng.

Tapi hal itu tidak meruntuhkan semangatnya. Dia hanya berucap singkat, "Har, aku kena."

Kata-kata itu ditanggapi dingin oleh Koptu Suhar.

Dia tetap mengerek bendera agar segera mencapai puncaknya.

Bunyi desing peluru juga semakin banyak.

Tak lama, pengerekan bendera selesai. Keduanya langsung mencari tempat perlindungan.

Mereka juga melaporkan hasil penugasannya pada Mayor Atang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved