Penumpang MRT, LRT, TransJakarta Disuruh Lencang Depan, Antre 2 Jam untuk Naik Bus

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan mengembalikan jadwal transportasi umum MRT, LRT, dan TransJakarta seperti semula.

Editor: Nani Rachmaini
KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA
Ilustrasi. Bus transjabodetabek 

Penumpang Disuruh Lencang Depan, Antre 2 Jam untuk Naik Bus

*Operasional MRT, LRT, TransJakarta Kembali Seperti Semula

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan mengembalikan jadwal transportasi umum MRT, LRT, dan TransJakarta seperti semula.

Tapi, Anies tetap membatasi antrean di halte dan stasiun.

”Sesuai arahan Pak Presiden terkait kendaraan umum massal untuk masyarakat, maka kami kembali menyelenggarakan dengan frekuensi tinggi untuk penyelenggaraan kendaraan umum di Jakarta, dan akan kita laksanakan dengan social distancing secara disiplin,” kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta, Senin (16/3) sore.

Anies memastikan kebijakan menjaga jarak juga tetap dilaksanakan.

Caranya, dengan membatasi jarak antrean baik di halte maupun di stasiun.

”Artinya akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan per gerbong di setiap kendaraan umum yang beroperasi di bawah Pemprov DKI. Juga pembatasan antrean di dalam halte dan di dalam stasiun,” tambah dia.

Kebijakan menjaga jarak tetap dilakukan untuk mengurangi risiko penularan corona.

Menurut Anies, antrean akan dialihkan di luar stasiun dan halte.

”Sekali lagi tujuannya untuk mengurangi risiko penularan. Ini semua punya konsekuensi bahwa antrean akan lebih banyak di luar halte dan stasiun," ujar dia.

”Antrean di ruang terbuka dari diskusi dengan para ahli mengurangi tingkat risiko penularan daripada antrean dalam ruang tertutup. Maka itu pembatasan jumlah penumpang per gerbong dan bus ini penting untuk pastikan bahwa jarak fisik antara penumpang baik saat menuju kendaraan umum maupun selama di kendaraan tetap terjaga," ucap dia.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengatakan, pembatasan penumpang TransJakarta, MRT, dan LRT tetap ada meski mulai hari ini jadwal sudah kembali seperti semula.

Syafrin pun mengimbau agar calon penumpang tetap menjaga jarak pada saat antre sebelum masuk stasiun atau halte, demi meminimalisir penyebaran virus corona yang sedang mewabah di Jakarta.

"Kami mengimbau masyarakat untuk terus jaga jarak pada saat di antrean angkutan umum. Kita berharap bahwa antrean tidak di dalam halte atau stasiun. Karena yang akan masuk adalah yang sesuai dengan jumlah kapasitas kereta ataupun bus," kata Syafrin di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (16/3). 

Ia menuturkan penumpang bus TransJakarta, MRT, dan LRT yang bisa masuk stasiun maupun halte hanyalah yang sesuai jumlah kapasitas per rangkaian.

Sisanya diminta tetap mengantre.

Untuk memastikan penumpang bisa menjaga jarak pada saat mengantre, pihaknya memiliki cara tersendiri.

"Biasanya kita ada namanya lencang depan. Kita imbau untuk lencang satu lengan ke depan. Dengan pola ini maka kita berharap potensi penyebaran virus jadi minimal bahkan kita hilangkan," kata Syafrin.

Untuk memastikan imbauan menjaga jarak terlaksana, pihaknya juga akan menyiagakan petugas Dishub dan Satpol PP di dekat antrean penumpang. 

"Kita sudah tempatkan petugas dari Dishub dan Satpol PP mulai sore tadi untuk lakukan pengaturan masyarakat yang akan antre di halte dan stasiun," ucap dia.

Senin (16/3) kemarin Pemprov DKI Jakarta membatasi jadwal MRT, LRT, dan TransJakarta, tinggal 20 persen dari biasanya.

Pembatasan ini diterapkan semata untuk menjaga agar warga saling menjaga jarak (social distancing) guna menghindari penularan virus corona.

Namun akibat pembatasan itu justru terjadi penumpukan kendaraan terjadi di halte dan stasiun. Penumpang harus mengantre di luar stasiun dan halte karena penumpang yang boleh masuk ke dalam dibatasi sesuai dengan kapasitas bus/gerbong yang dianjurkan, misalnya 1 gerbong MRT hanya 60 orang.

Di Halte TransJakarta Puri Beta 2, Ciledug, Tangerang misalnya, antrean penumpang bahkan mencapai 200 meter.

”Panjangnya sampai kira-kira 200 meter, pada waktu pukul 07.00 pagi,” kata salah seorang warga Puri Beta 2, Muhammad Rizal, saat dikonfirmasi, Senin (16/3).

Sementara Hermon Julius, seorang penumpang TransJakarta, mengungkapkan ia harus menunggu dua jam untuk bisa naik ke bus dari Halte Kalideres.

"Saya ngantre dari pukul 06.30 WIB dan antreannya sampai jalur bus. Akhirnya saya masuk halte sekitar pukul 08.30 WIB. Antre dua jam," ungkap Hermon, Senin (16/3). 

Ia mengungkapkan antrean terjadi tidak hanya karena kedatangan bus yang jadi 20 menit sekali, tetapi juga kondisi di dalam halte yang disterilkan dari penumpang.

Sehingga, penumpang harus menunggu masuk dari depan gate tap kartu.

Akibat panjangnya antrean, banyak calon penumpang yang kemudian beralih naik ojek online.

"Biasanya sih lancar-lancar saja, kalau mau naik, naik saja. Sekarang ini kalau dilihat, harus ngantre panjang banget, dari ujung ke ujung," ujar Arin, seorang calon penumpang MRT di Stasiun Lebak Bulus.

Ia memilih beralih naik ojek online agar waktunya tak banyak tersita mengantre.

"Kalau sekarang pakai transportasi lain dulu ya. Kalau misalnya perlu ya, naik MRT baru. Naik ojek online sih sekarang," ujarnya.(tribun network/dng/mji/ind/elg/and)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved