Berita Selebritis

Misteri Kematian Kurt Cobain, Secarik Surat Ditemukan di Saku Jaket Vokalis Nirvana Itu, Ini Isinya

Misteri Kematian Kurt Cobain, Secarik Surat Ditemukan di Saku Jaket Vokalis Nirvana Itu, Ini Isinya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Jateng
Kurt Cobain, vokalis band Nirvana yang tewas di usia muda 

Misteri Kematian Kurt Cobain, Secarik Surat Ditemukan di Saku Jaket Vokalis Nirvana Itu, Ini Isinya

TRIBUNJAMBI.COM - Dunia pernah memiliki seorang talenta musik dengan lagu-lagu menarik dari pikirannya dan inspirasinya. Dia adalah Kurt Cobain.

Kurt Cobain merupakan vokalis dari band legendaris Nirvana.

Sayangnya, usia dari sang vokalis tidaklah lama.

Kurt Cobain meninggal dunia di Seattle, 5 April 1994 pada umur 27 tahun.

Kematiannya menyisakan misteri.

Semasa hidupnya Kurt Cobain dikenal sebagai penyanyi, penulis lagu dan gitaris band Nirvana.

Seiring melejitnya grup band Nirvana, Kurt Cobain pun menjadi selebriti nasional dan internasional, suatu posisi yang disandangnya dengan berat hati.

Kurt Cobain. (https://heavyeditorial.files.wordpress.com)

Pada 1991, melejitnya lagu Kurt Cobain yang paling terkenal, Smells Like Teen Spirit, menandai bermulanya perubahan besar dalam musik pop dari jenis musik yang populer pada tahun 1980-an seperti glam metal, arena rock, dan dance-pop menjadi grunge dan rock alternatif.

Lagu-lagu lain ciptaan Kurt Cobain yang cukup populer di antaranya About a GirlCome as You AreIn BloomLithiumHeart-Shaped BoxAll Apologies, dan Rape Me.

Pada 24 Februari 1992, Kurt Cobain mengakhiri masa lajangnya dengan mempersunting Courtney Love.

Pasangan ini menikah di Waikiki, Hawaii.

Pernikahannya dengan Courtney Love ini dikaruniai seorang anak yang diberi nama Frances Bean Cobain.

Surat Bunuh Diri di Saku Jaket

Kematian Kurt Cobain hingga kini masih menyisakan teka-teki.

Apakah Kurt Cobain mati bunuh diri atau mati dibunuh?

Berikut kronologi kematiannya yang dikutip dari Wikipedia:

Pada 1 Maret 1994, setelah konser di Munchen, Jerman, Kurt Cobain didiagnosa bronkitis dan laringitis yang parah.

Ia diterbangkan ke Roma hari berikutnya untuk menjalani pengobatan, dan istrinya menyusul pada 3 Maret 1994.

Pagi berikutnya, istrinya bangun dan menemukan Kurt Cobain sudah overdosis dengan paduan dari sampanye dan rohypnol.

Ia dilarikan ke rumah sakit dan setelah lima hari di sana diperbolehkan pulang.

Karena masalah minuman keras ini, Kurt Cobain dimasukkan ke panti rehabilitasi pada 30 Maret 1994.

Malam 1 April 1994, Kurt Cobain keluar untuk merokok dan kemudian kabur dari panti tersebut dengan memanjat pagar.

Ia kemudian pergi ke Seattle dan menghilang.

4 Anggota KKB Dilumpuhkan, Baku Tembak TNI/Polri di Distrik Tembagapura, Mimika Papua

Siswa SMP Study Tour ke Bali Saat Wabah Virus Corona, Bupati Gresik Marah dan Minta Semua Pulang

Gusrizal Terdakwa Suap Ketok Palu Minta Hak Politiknya Tak Dicabut

3 April 1994, istrinya menghubungi seorang penyidik swasta bernama Tom Grant, dan menyewanya untuk menemukan Kurt Cobain.

8 April 1994, jenazah Kurt Cobain ditemukan di sebuah ruangan di atas garasi rumahnya di Lake Washington oleh pegawai Veca Electric bernama Gary Smith.

Otopsi kemudian memperkirakan Kurt Cobain tewas pada 5 April 1994.

Sebuah surat bunuh diri ditemukan di saku jaketnya.

(kurtcobainssuicidenote.com)

Berikut isi surat tersebut, seperti dilansir biography.com:

Untuk Boddah

Berbicara dari lidah seorang bodoh yang berpengalaman, yang jelas lebih suka dikebiri, hai bocah yang suka mengomel (Boddah). Tulisan ini semestinya cukup mudah dipahami.

Semua peringatan dari perjalanan 'punk rock 101' selama bertahun-tahun, sejak perkenalan pertamaku dengan, jika bisa dikatakan, dunia penuh kebebasan dan sambutan hangat dari komunitasmu (Boddah) telah terbukti sangat benar adanya.

Aku belum merasakan kegembiraan dari mendengarkan serta menciptakan musik, membaca dan menulis musik, sejak bertahun-tahun lamanya.

Tak ada kata yang bisa mengungkapkan rasa bersalahku. Misalnya ketika kami (Nirvana) berada di belakang panggung dan lampu-lampu telah dipadamkan, dan deru teriakan penonton yang menggila dimulai.

Itu tidak mempengaruhiku seperti yang terjadi pada Freddie Mercury, yang tampaknya menyukai dan menikmati kekaguman penonton, sesuatu yang membuatku kagum dan iri.

Faktanya adalah, aku tak bisa membohongi kalian, tak seorang pun dari kalian. Jelasnya, itu tak adil bagi kalian dan bagiku. Kejahatan paling parah yang bisa kupikirkan adalah 'merampok' orang dengan kepalsuan dan berpura-pura seolah aku sedang menikmatinya.

Kadang aku merasa, seolah aku harus memencet tombol absen dulu sebelum aku bisa melarikan diri dari panggung.

Aku telah mencoba segalanya dengan segenap kemampuanku untuk mensyukurinya (dan aku bersyukur, Tuhan percayalah aku mensyukurinya, tapi aku tak pernah bisa).

Aku menyadari kenyataan bahwa aku dan kami (Nirvana) telah mempengaruhi dan menghibur banyak orang. Aku pasti seorang yang narsis, yang baru bisa menghargai sesuatu bila sudah tak ada lagi.

Aku terlalu sensitif. Aku perlu sedikit mati rasa untuk memperoleh kembali antusiasme seperti yang kualami saat aku kecil.

Di tiga tur terakhir kami, aku merasa lebih menghargai orang-orang yang dekat denganku dan fans kami. Tapi aku tak bisa melalui keputusasaanku, perasaan bersalah dan empatiku untuk setiap orang.

Ada kebaikan dalam diri kita semua dan kupikir aku terlalu mencintai manusia, teramat sangat, sampai aku merasa sedih. Kesedihan yang sedikit sensitif, tak peduli, 'pisces', Yesus.

Mengapa kau tak menikmatinya saja? Aku tak tahu! Aku punya seorang istri yang cantik, yang penuh ambisi dan empati, dan seorang putri yang mengingatkan aku seperti apa aku dahulu, penuh cinta dan kebahagiaan.

Ia (Frances) mencium siapa saja yang ditemuinya karena setiap orang baik padanya dan tak akan melukainya.

Itu sangat menakutkan bagiku sampai aku benar-benar tak berdaya. Aku tak sanggup berpikir bila Frances akan menjadi seseorang yang menyedihkan, menghancurkan diri sendiri, rocker 'kematian', seperti diriku.

Aku pernah merasa bahagia, sangat bahagia, dan aku bersyukur, tapi semenjak usia tujuh tahun, aku menjadi penuh kebencian kepada seluruh manusia pada umumnya.

Hanya karena mungkin aku melihat begitu mudahnya bagi orang untuk hidup bersama dan punya empati.

Hanya karena aku begitu mencintai dan memprihatinkan orang lain kukira.

Terima kasih semua, dari dasar tempat pembakaran jasadku, atas perhatian kalian (perutku sering sakit saat membaca surat kalian). Aku terlalu labil, moody, sayang! Aku tak punya gairah lagi, jadi ingatlah, lebih baik terbakar daripada memudar.

Damai, Cinta, Empati. Kurt Cobain.

Frances dan Courtney, Aku akan hadir di altar (pernikahanmu). Tolong lanjutkan Courtney, untuk Frances. Untuk kehidupannya yang akan jauh lebih berbahagia tanpa kehadiranku. AKU MENCINTAIMU. AKU MENCINTAIMU.

My my, hey hey
Rock and roll is here to stay
It's better to burn out
Than to fade away
My my, hey hey.

Pada akhir suratnya tersebut, Kurt Cobain mengutip sepenggal lirik dari lagu karya Neil Young, My My, Hey Hey, yang dirilis tahun 1979.

Kematian Musisi Rock di Usia 27, Kebetulan atau Kutukan?

Di puncak popularitasnya, saat baru menginjak 27 tahun, yakni pada 5 April 1994, Kurt Cobain memutuskan mengakhiri hidupnya.

Fenomena musisi yang mati muda, khususnya yang meninggal pada usia 27 tahun memang menarik untuk ditelisik.

Bahkan, Wikipedia memuat catatan bertajuk "Forever 27 Club".

Sementara itu, ada pula yang membuat situs bernama "27 Curse" atau "Kutukan 27".

Sebabnya, bukan cuma Kurt Cobain yang wafat di usia 27 tahun.

Musisi rock lain seperti Janis Joplin, Jimi Hendrix, Jim Morrison, Brian Jones, dan Robert Johnson juga wafat di usia yang sama.

Apakah memang kematian mengejutkan musisi terkenal pada usia 27 ini hanya sebuah kebetulan?

Ataukah memang ada benar-benar sebuah kutukan?

(www.nova.ie)

Mengutip hai.grid.id, konsultan kesehatan jiwa yang juga asisten profesor pada Counselor Education di  Florida Atlantic University, Stephanie Sarkis, mengungkapkan pendapatnya mengenai fenomena ini yang dimuat huffingtonpost.com.

Menurut dia, kasus ini dalam ilmu psikologi sosial dapat dijelaskan dalam teori atribusi kausal.

Hal ini terjadi ketika atribusi seseorang atau kelompok dikaitkan dengan suatu penyebab tertentu.

Apa itu atribusi sosial?

Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak.

Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution) dan atribusi pada orang lain.

Sarkis menjelaskan, ketika ada kasus kematian tragis seorang tokoh terkenal, masyarakat cenderung mencari alasan mengapa hal itu terjadi.

Mereka akan mencoba memahaminya dan, ketika gagal, lalu akan mencari cara bagaimana agar alasannya masuk akal.

"Pada saat seorang musisi terkenal mati muda, kita mencoba untuk menemukan benang merah untuk memahami semuanya. Jadi munculah istilah 'Kutukan 27'," ungkap Sarkis.

Menurutnya, mencari alasan atau penyebab suatu peristiwa yang telah terjadi, seperti juga pada "Kutukan 27", merupakan bentuk dari perlindungan diri.

"Jika Anda harus melewati hari dengan ingatan bahwa suatu peristiwa tragis telah terjadi, akan masuk akal bila Anda menghubungkan alasan atau pernyebab peristiwa tersebut. Hal itu akan membantu Anda menjadi nyaman melawati hari demi hari. Terkadang, kita nggak siap untuk menantang atribusi-atribusi tersebut, mungkin nggak sekarang atau mungkin nggak pernah," papar Sarkis.

Mencari kausalitas, lanjut Sarkis, dapat membantu memberikan manusia suatu konteks serta kemampuan memprediksi kehidupan.

Membuat hubungan sebab-akibat, apakah itu baik atau buruk adalah bagian dari hidup manusia.

5 Momen tak Terlupakan Semasa Hidup

Kurt Cobain, sang ikon musik grunge yang memukau dunia dengan karya-karyanya bersama Nirvana, bakal selalu diingat sebagai salah satu musisi paling berpengaruh dalam industri musik.

Sampai sekarang, karya-karyanya masih dijadikan referensi dalam membuat musik.

Tapi tahukah Anda ada lima momen tak terlupakan dari Kurt Cobain semasa hidupnya.

1. Jadi tukang bersih-bersih

Kurt Cobain pernah jadi tukang bersih-bersih sebelum dirinya menjadi musisi terkenal.

Ia pun mencari pendapatan dengan membersihkan toilet.

Dengan uang pendapatannya itu, ia bisa membuat demo untuk Nirvana.

"Ia dulu bukan tipe orang yang mau memberishkan dapurnya atau membuang sampah, atau melakukan hal-hal semacamnya, namun Kurt Cobain bukan lah pemalas," ujar Krist Novoselic, bassist Nirvana, dilansir hai.grid.id.

"Ia dulu membersihkan toilet ketika menjadi tukang bersih-bersih, dari situlah ia dibayar untuk buat demo Nirvana," paparnya.

Makanya, tak heran ketika di video klip Smells Like Teen Spirit, Kurt mengajak seorang tukang bersih-bersih untuk tampil di videonya.

2. Ketika Nirvana tampil pertama kali di TV

Pertama kali Nirvana tampil di TV, yaitu di acara MTV 120 Minutes.

Saat Kurt Cobain melihat dirinya di televisi, ia langsung menelfon ibunya, Wendy, dan mengatakan, "Itu, ada aku!"

3. Pakai baju tidur ketika menikah

(tonedeaf.thebrag.com)

Pada 24 Februari 1992, Kurt Cobain dan Courtney Love menikah di Waikiki Beach.

Kurt merasa malas untuk pakai pakaian rapi seperti jas atau semacamnya.

Ia pun mengenakan baju tidur berwarna hijau.

4. Bawa anak saat syuting

Pada tahun 1992, Kurt Cobain membawa anaknya, Frances, ke acara MTV saat dia harus shooting.

Kurt pun santai saja dengan menyuapi anaknya saat proses syuting sedang berlangsung.

Akhirnya, Krist dan Dave Grohl lah yang sering bicara dalam acara itu.

5. Diusir dari acara peluncuran album sendiri

Pada saat pesta peluncuran album Nevermind, Kurt Cobain berulah dengan melempar makanan ke Krist.

Hal itu membuat suasana menjadi ricuh.

Akhirnya, pihak keamanan setempat pun langsung menarik Kurt Cobain keluar.

"Kami tertawa terbahak-bahak, kami diusir dari pesta peluncuran album sendiri!" ujar Krist, mengingat kejadian lucu itu.

(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Sejarah Hari Ini: Kurt Cobain Meninggal di Usia 27 Tahun, Kematiannya Menyisakan Teka-teki

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved